Senin, 08 Februari 2016

Tempat persinggahan sementara

"Di bandara 1 atau 2 mas ?" Tanya si supir
"Wah dimana ya, aku juga gk tahu e pak, hehe"
"Wah, masnya naik pesawat apa ?"
"Citilink Pak"
"Oh berarti di bandara 2 itu"
"Ooh"

Aku berangkat dari Gresik menuju Surabaya naik taxi. Aku berangkat 2 jam dari gresik sebelum penerbangan keberangkatan. Sebenarnya aku tidak tahu pesawatku akan terbang dari bandara mana ketika ditanya oleh sopir taxi. Dan waktu itu pun aku juga baru tahu kalau waktu 2 jam sangatlah mepet untuk sebuah penerbangan pesawat jika berangkat dari Gresik.

Suasana di Terminal 2 Juanda pagi itu lumayan sepi. Mungkin karena bandara ini memang baru beroperasi. Bandaranya memang besar dan tertib. Ketika pertama kali datang ke sini memang nyaman dan bersih. Bandara ini memang ditujukan untuk penerbangan internasional.

Aku berjalan masuk ke bandara. Saat itu adalah pertama kali aku naik pesawat. Hal yang aku tuju pertama kali adalah loket maskapai penerbangan terkait. Hahaha. Setelah bertanya-tanya ke pegawai loket, aku pun menuju ke tempat untuk menaruh barang ke bagasi. Aku pun mengeluarkan KTP dan menunjukkan kode booking tiket ke petugas.

Ada waktu sekitar 15 menit untuk bersantai setelah memasukkan barang yang perlu dimasukkan ke bagasi pesawat. Aku memilih keluar ruangan untuk mencari "udara". Di luar ruangan bandara yang ber-AC, pagi itu terasa panas. Memandangi langit luar yang biru membuatku nyaman. Aku melihat suasana orang-orang yang beraktifitas di Bandara. Banyak yang berseliweran untuk menuju tujuan masing-masing. Entah kemana tujuan mereka, bandara merupakan tempat persinggahan sementara untuk meneruskan perjalanan.

Ketika waktu 15 menitku habis, aku menuju ruang tunggu pesawat. Di tempat itulah aku menunggu untuk naik pesawat. Singgah sebentar untuk menuju tempat tujuanku.

Minggu, 07 Februari 2016

Reuni

Hujan sore ini mengguyur rata seluruh daerah di Kota Surabaya. Aku tahu karena habis hujan-hujanan dari timur ke barat kota. Hujan yang sama derasnya dengan lima hari berturut-turut ini pun reda ketika petang tiba.
Magrib itu pun aku berangkat dari rumah menuju ke rumah temanku. Rencananya kami akan bersama-sama datang ke acara reuni SMP kami.

Sudah sepuluh tahun kami telah lulus dari SMP Negeri 16 Surabaya. SMP yang terletak di jalan Bogangin Surabaya tersebut menjadi tempat sekolah kami. Banyak pelajaran, kejadian konyol, dan momen-momen lainnya yang terekam selama bersekolah di sana.

Sebenarnya diadakannya acara reuni ini adalah ya kumpul-kumpul. Bertemu kembali dengan teman2 lama yang mungkin sudah jarang bertemu. Ngobrol sana sini, bercerita tentang kejadian waktu sekolah dulu. Ataupun menanyakan kabar teman sahabat lama.

Bertemu mereka rasanya mengulang kembali memori jaman SMP dulu. Apalagi banyak juga guru yang diundang datang di acara tersebut. Rasa 'pangling' pun juga muncul ketika melihat teman2 saat ini. Ada yang sudah punya anak, ada yang sudah nikah, yang mau nikah, ataupun yang masih jomblo2 aja. Hahaha.

Ajang reuni ini disamping momen untuk mengenang masa sekolah. Juga sebagai ajang mendekatkan kembali teman lama. Karena banyak juga teman2 yang saat ini bertempat tinggal di luar Kota Surabaya.

Ada rasa senang bertemu teman2 lagi. Rasanya seperti waktu diputar kembali ke sepuluh tahun yang lalu. Waktu ketika masih mengenakan seragam putih biru. Ya, mengasyikkan.

Selasa, 02 Februari 2016

Mengklakson disaat yang tepat

Ada perasaan mangkel ketika aku berhenti di lampu merah kemudian lampu berubah menjadi hijau menandakan kendaraan harus jalan. Rasa mangkel karena ada pengendara di belakang yang dengan tidak sabarnya terus-menerus mengklakson kita dengan kerasnya yang ada di depan. Seolah-olah kita tak tahu apa yang akan dilakukan saat lampu hijau.

Terkadang aku juga ingin mengklakson orang yg ada di depanku. Tetapi setelah kupikir2 untuk apa? Toh mereka yang di depanku juga akan jalan.

Klakson sebenarnya adalah berupa terompet yang dibunyikan dengan listrik pada kendaraan bermotor yang digunakan sebagai tanda peringatan akan keberadaan kendaraan tersebut, pengertian menurut KBBI.

Sebagai contoh, ketika kita sedang enak-enaknya di tengah jalan dengan kecepatan tinggi. Lalu di depan kita ada pengendara yang mau masuk ke jalan. Kita yang gak mungkin mengerem mendadak, harus membunyikan klakson sebagai tanda peringatan agar tidak terjadi tabrakan. Menurutku, mengklakson di sini tepat karena memperingatkan pengendara lain untuk waspasa terhadap pengendara yang sedang melaju.

Tetapi terkadang masih ada orang yang belum paham itu. Misalnya saat jalanan macet. Orang tentu tahu kalau di depan jalanan sedang macet. Tidak mungkin berjalan cepat. Ada orang yang dengan keras dan terus menerusnya menekan klakson kendaraannya. Fungsi dari mengklakson pun kurasa tidak pas saat dilakukan di kondisi seperti itu. Yang ada malah menimbulkan rasa kesal terhadap pengendara lain.

Mengklakson sendiri merupakan tindakan peringatan terhadap pengguna jalan lain. Hal ini dilakukan agar pengguna jalan lain waspada. Tetapi mengklakson yang bukan pada tempatnya biasanya akan menimbulkan suatu perasaan kesal terhadap orang yang mengklakson. Sudahkah kita mengklakson dengan tepat ?