Sabtu, 14 Januari 2017

Tuhan punya cara sendiri menghibur hambanya

Sore ini langit Surabaya sudah muncul tanda-tanda akan turun hujan. Terlihat dari langit yang mulai gelap dan udara yang mulai dingin. Motor yang kuparkir di teras pun kumasukkan ke dalam agar tidak kehujanan. Lalu ketika aku bersantai nonton TV yang menyiarkan siaran ulang yang hit kemarin malam, yang "lucu-lucu" itu lhoo. Hujan pun akhirnya turun, deres banget.

Nah, disaat lagi seru-serunya nonton hiburan di TV. Ada panggilan telpon masuk. Nomernya gak kukenal. "Halo" kataku ramah (sambil sedikit berharap kalo orang yang nelpon aku ini cewek).
"Mas, posisi lagi dimana ?" Suaranya berat (cuk, cowok)
D: Ini siapa ya ? (Mode ramah: off)
P (sebut saja orang gak dikenal ini dengan inisial P)
P: lho gak di save ta mas nomerku ? ini aku mas, gak di save yo nomorku ? Sampeyan posisi dimana ini ?
(Orang ini ngomongnya pake bahasa jawa sih, keliatan medoknya dan omongannya pun santun, tapi tergesa-gesa dan terkesan memaksa)

D: aku posisi di bulak banteng mas(sambil berpikir, siapa ya orang yang gak ku save di hp), sampeyan siapa mas ?
P: aku di pom bensin ini mas
D: sampeyan ini siapa sih mas ?
P: wah sampeyan gak ngesave nomorku iki,
sampeyan posisi dimana ini ?
D: Hardian ta ?  (Kataku nebak asalan, Nama disamarkan, dan kebetulan memang ada nomor teman les ku yang enggak ku save di hp, dan logat jawanya pun mirip2)
P: nah iku, sampeyan posisi dimana iki ? Aku di pom bensin
D: lagi di bulak banteng, mau ke bungkul ini
P: aku lagi di pom bensin iki mas, ini aku nemu uang 6 juta 400

Wiik 6 juta, lumayan ituuuu,
D: (langsung kupotong) sek2 awakmu posisi nang pom bensin mana iki?
P: yo di deket2 situ mas
D: dimana ? Ngagel ta ?
P: ya deket2 situ mas
D: owala, Nginden berarti ? Yang depannya kampus ITS iku ya ? (Tanyaku mantap)
P: ya ya itu,
D: owalaaa, opo'o mas ?

Ealah, penipu toh, antara pengen ketawa dan sedikit jengkel sih. Berarti orang ini bukan orang Sby dan gak tau kalo sby lagi hujan. Lagi dengan khusyuknya nonton siaran ulang acara yang lagi hits eh ditelpon orang gak jelas. Akupun berpikir untuk ngerjain orang ini. Kebetulan pulsa telpon ku juga lagi kosong, dilama-lamain pun, orang itu yang nanggung tarif pulsanya.
Karena dulu aku juga pernah ada telpon kayak gini, tapi posisi lagi ada pulsa, dan entah gimana caranya, pulsaku yang habis kesedot. Ciyukks banget.

Oke kembali ke telpon tadi.
P: aku tadi nemu uang 6 juta 400, nah iku gak onok identitas e, dan iki lagi posisi nang pom bensin, bla bla bla....

Yaudalah kubiarkan orang ini mrospek seperti para marketer bank atau asuransi kepada calon nasabahnya. Lagian suaranya juga kecil. Di luar rumah, hujan tambah deres dan siaran hits lagi di bagian seru-serunya.

D: owala, ya ya
P: Bla bla bla
D: hm, ya
P: bla bla bla
D: sek2 mas, awakmu hardian ta ?
P: lah, yakopo sih mas, yo iku (masihbdengan tergesa-gesa dan sedikit ngotot)
D: awakmu ngerti nomorku dari mana? Sek2 aku sopo sih ?
P: lho sampeyan yak opo sih
D: iyo aku tanya, aku iki sopo ?
P: hmm, (dengan sedikit berpikir) Eko ?
D: (hahaha) mas mas, tipu tipu ae sampeyan
P: oo ek*nt*l

Tuut tuuut tuut , telepon mati, siaran ulang yang lagi hits pun iklan. Channel TV diganti ke spongebob the movie. Lucu juga nonton kelakuan spongebob dan patrick, apalagi patrick. Gak kalah lucu dengan siaran ulang yang lagi hits.

10 menit kemudian.

Balik ke siaran ulang yang lagi hits. Dering telpon bunyi lagi. Masih dari orang yang sama.

D: haloo
P: mas sampeyan posisi dimana ?
D: owala mas mas, sampeyan maneh, tobat o po'o mas mas, tobat
P: oo jiyancuk kon

Tuut tuut tuut

Hm, telpon yang kedua hanya untuk misuh misuh ternyata, hahaha. Mungkin pulsanya kepake banyak ya.
Ada ada saja. Dan aku pun balik nonton TV.

Kamis, 12 Januari 2017

Hujan, disambati atau disyukuri ?

Hujan. Satu kata. Lima huruf. Banyak yang suka. Banyak pula yang dongkol. Bagi orang-orang penjual minuman hangat, inilah suasana yang pas. Biasanya banyak pembeli mampir ke kedai atau warung untuk menikmati minuman ini. Bagi petani yang tanamannya lagi butuh air, hujan adalah kondisi yang  penuh rejeki. Tidak butuh pompa untuk mengairi tanaman mereka

Tapi hujan juga bisa menjadi hal yang tidak disukai oleh petani. Ketika tanaman mereka sudah siap panen, hujan yang sangat deras bisa menggagalkan panen mereka. Begitu juga denganku yang kemarin baru saja berkeliling pulau Madura untuk pertama kalinya. Hujan yang sangat deras turun, menghentikan perjalanan sejenak sehingga singgah lebih lama di warung makan.

Kaget ? Mungkin. Gabungan antara pasrah, kaget dan menikmati sih sebenarnya. Waktu yang seharusnya direncanakan untuk perjalanan bermotor, akhirnya harus berhenti sejenak karena hujan. Cukup lama memang. Dan aku tidak tahu kapan hujan akan berhenti karena ku melihat langit di Madura masih sangat gelap.

Saat itu ku berpikir, kok hujan ya ? Kenapa enggak ? Kan langit uda mendung ? Tapi kok deras banget ? Ya udah lah. Toh dengan begitu bisa istirahat sejenak ketika perjalanan berkeliling Madura. Bisa jadi itu adalah cara Tuhan untuk mengingatkan untuk beristirahat sejenak agar bisa fresh melanjutkan perjalanan.

Dan begitu pula dengan saat ini, karena hujan yang sangat deras in juga aku menulis untuk yg pertama kali di tahun 2017 :D