Senin, 24 September 2012

Pengerjaan Research dan Penentuan Supervisor untuk Research


                Penelitian (Research) atau dalam bahasa mahasiswa sering disebut Tugas Akhir merupakan sebuah karya atau tugas mahasiswa sebelum menyelesaikan studinya. Tugas akhir ini memang mutlak dibuat oleh mahasiswa ketika ingin lulus dari bangku perkuliahan. Tugas akhir yang dibuat oleh mahasiswa ini seharusnya bisa bermanfaat baik untuk ilmu pengetahuan ataupun aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. 

                Dalam perkembangannya, penelitian bisa dibedakan menjadi beberapa kategori, antara lain, Eksplorasi, deskriptif dan praktitif. Penelitian yang bersifat eksplorasi berarti mencari sesuatu yang baru untuk ditemukan baik berupa metode, hal yang baru, ataupun sesuatu yang baru lainnya. Penelitian eksplorasi ini tidak harus menyelesaikan suatu masalah, tetapi berfokus untuk menemukan sesuatu yang baru. Penelitian Deskriptif mengarah untuk memaparkan sesuatu yang sudah ada, ataupun untuk mengembangkan sesuatu yang telah dipelajari. Dan penelitian praktitif lebih mengarah pada aplikasi dari sebuah tools atau metode untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Tipe-tipe penelitian tersebut juga bisa dikategorikan menjadi kuantitatif ataupun kualitatif, hal yang bersifat aplikasi ataupun ilmu pengetahuan, tergantung dari masalah yang dibawa dan yang melatarbelakangi.
  

              Di perguruan tinggi, penelitian untuk mahasiswa pun mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda-beda, tergantung dari tingkat pendidikan yang diambilnya baik itu S1, S2 atau S3. Tingkat S1 biasanya mempunyai jenis tugas akhir yang bersifat aplikatif dan exercising knowledge. Tingkat S1 lebih ditekankan untuk mencoba pengetahuan yang telah didapatkan selama perkuliahan. Biasanya berupa menyelasaikan suatu masalah dengan tools dan metode-metode tertentu. Tingkat S2 lebih ke arah pengembangan dari suatu ilmu. Mahasiswa S2 ketika tesis mengembangkan suatu ilmu yang telah dipelajari sebelumnya. sedangkaan untuk disertasi S3, lebih ke arah penemuan baru, baik metode, hal, ataupun lainnya. 

                Penelitian dimulai setelah adanya topik penelitian. Dalam tahap ini, mahasiswa seringkali salah menerjemahkan antara masalah apa yang akan diselesaikan dengan tools apa yang akan digunakan. Tidak sedikit mahasiswa yang menerjemahkan bahwa tools merupakan hal yang akan dikerjakan untuk dijadikan topik. Sebenarnya bukan tool-nya yang dijadikan topik, tetapi bagaimana cara menyelasaikan masalah dengan tools yang ada. Ada perbedaan mendasar antara tools dengan objek yang akan diteliti, objek merupakan sesuatu yang akan diteliti, baik itu dengan mendeskripsikan ataupun menyelesaikan dengan tools. Sedangkan tools lebih mengarah pada metode ataupun cara untuk menyelasaikan objek penelitian. 

                Penentuan topik penelitian yang baik hendaknya ada studi pendahuluan dulu untuk topik tersebut. Tujuannya untuk penelitian bisa dikerjakan dengan maksimal. Penentuan topik berarti kita juga menentukan masalah yang akan dibawa ke dalam penelitian kita. Ada baiknya masalah yang melatarabelakangi penulisan penelitian tersebut merupakan masalah yang sedang terkini, ataupun jika tidak mempunyai suatu macam perbaikan untuk cara penelitian-penelitian sebelumnya. jika mahasiswa sudah menjalankan dua agenda ini maka dia sudah menyelasaikan separuh dari penelitiannya. Karena hal-hal lain seperti metodologi, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data merupakan hal yang akan mengikuti ketika topik dan masalah sudah tergambar.



                Setelah penentuan topik, mahasiswa mengajukan supervisor atau dosen pembimbing untuk penelitiannya. Tujuan dari supervisor ini adalah untuk mengarahkan bagaimana pengerjaan penelitian dan bertanya seputar masalah pengerjaan tugas akhir. Pemilihan dosen pembimbing sebaiknya disesuaikan dengan topik yang kita bawa, suatu dosen mempunyai bidang masing-masing yang dikuasai, jadi dosen pembimbing yang kita seharusnya orang yang menguasai bidang yang kita ajukan dan mempunyai ketertarikan dengan penelitian kita. Kita bisa melihat ketertarikan dosen pembimbing dalam suatu hal dengan melihat jurnal-jurnal yang telah beliau buat, ataupun hal-hal yang sudah dikerjakan oleh beliau. 

                Ketika topik dan permasalahan sudah tergambar dan dosen pembimbing pun sudah ada, ada kalanya memanage waktu dengan baik ketika mengerjakan tugas akhir. Hal ini dilakukan agar tugas akhir bisa selesai dengan teratur. Mahasiswa mungkin bisa saja mengerjakan tugas akhir ini seenaknya, tetepi bertemu dengan dosen pembimbing tidak bisa sewaktu-waktu. Ada progres yang harus dilaporkan ataupun masalah yang akan ditanyakan dalam jangka waktu tertentu, bisa 2-3 minggu sekali. Dan hal tersebut tidak bisa dilakukan jika kita tidak memanage waktu dengan dosen pembimbing kita. Hal lain yang harus dipersiapkan ketika bertemu dosen pembimbing adalah membawa sesuatu untuk dibaca atau ditanyakan, jadi kita tidak kosongan ketika datang ke dosen pembimbing. Alangkah baiknya jika kita sudah menyiapkan agenda dan progres yang akan kita bawa jauh hari sebelumnya. dan kalau kita sudah mentok dalam pengerjaan penelitian, kita bisa bertanya ke dosen pembimbing bagaimana yang mesti dilakukan. 

                Penelitian nampaknya akan menyita banyak waktu kita dalam satu semester, apalagi jika kita juga masih ada perkuliahan dalam semester tersebut. Banyak cara agar penelitian bisa selesai dengan baik, salah satunya yang simpel tetapi harus konsisten untuk dilakukan adalah memanage waktu untuk pengerjaan tugas akhir tersebut. Dalam sehari memang tidak harus banyak yang dikerjakan tetapi bagaimana bisa konsisten mengerjakan tugas akhir tersebut. Mengerjakan tugas akhir tidak berarti kita harus selalu berkutat dengan laptop dan buku. Bersosialisasi seperti keluar, kumpul ataupun sekadar ngobrol bersama teman, pacar, rekan ataupun keluarga. Dan yang penting jangan lupa menjaga kesehatan, bisa dilakukan dengan olahraga, makan teratur atau istirahat yang cukup. Bukannya kalau sakit nanti pengerjaan tugas akhir bakal tertunda ?

Senin, 10 September 2012

kapita selekta week #2 (part II)


                Tugas akhir merupakan tugas terakhir mahasiswa sebelum dia lulus untuk di wisuda. Tugas akhir mempunyai tahapan-tahapan yang harus dikerjakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan tugas tersebut. Tahapan-tahapan tugas akhir antara lain adalah penentuan judul tugas akhir, tinjauan pustaka, penggalian data, pengolahan data, analisis data dan penulisan laporan penelitian. Baik itu tugas akhir yang bersifat Research and Development, penelitian lapangan ataupun penelitian literatur (kepustakaan), mungkin tahapan-tahapan dalam tugas akhir tidak harus seperti itu, tetapi pembuatan tugas akhir sekurang-kurangnya melewati tahapan-tahapan di atas. 



                Penentuan judul merupakan tahapan pertama, mahasiswa memilih topik apa yang sesuai dengan tugasnya, penentuan topik ini bisa dari ide sendiri ataupun disarankan dari dosen. Tinjuan pustakan kurang lebih seperti referensi tugas akhir tersebut darimana saja, dan kajian-kajian yang sejenis dengan tugas akhir tersebut. Penggalian data merupakan tahapan mengumpulkan data sebelum diolah. Pengolahan data merupakan tahapan untuk mengolah data agar bisa disajikan. Analisis data bertujuan untuk menganalisis apa yang terjadi setelah data tersebut diketahui hasilnya setelah diolah. 

                Penggalian data biasanya dirasakan hal yang paling sulit dalam pengerjaan tugas akhir. Hal ini wajar karena semua hal yang berhubungan dengan tugas harus dicari, baik itu berupa data primer ataupun sekunder. Seringkali tugas akhir yang datanya kurang lengkap akan berujung pada kurang lengkapnya analisis, kurang tepatnya data yang disajikan atau tidak ditemukannya kesimpulan dari tujuan tugas akhir itu sendiri. 



                Menurut saya, hal yang paling sulit adalah justru penentuan judul tugas akhir. Penentuan judul seharusnya didahului dengan pre-research,hal ini dilakukan judul agar tugas akhir tidak sama dengan tugas akhir yang pernah ada sebelumnya. Penentuan judul tugas akhir juga akan berpengaruh terhadap tahapan-tahapan selanjutnya, data apa yang akan diambil, bagaimana data diolah, bagaimana dianalisis, sumber referensi darimana saja dan tahapan lainnya yang bergantung pada penentuan judul ini. Meskipun sebenarnya penelitian pendahuluan juga memerlukan data untuk dijadikan referensi penentuan judul tugas akhir. 

Minggu, 09 September 2012

Social Media, media untuk berantisosial ?



                Hari gene gak punya fesbuk, kemana aja lo ? Dari imajinasi saya, mungkin itulah kata-kata yang keluar ketika anak-anak SMP atau bahkan SD bergaul dengan sesamanya ketika salah seorang dari mereka tidak pernah memakai sosial media sama sekali. Atau dalam bahasa Suroboyoan bisa begini “Cuk nangdi ae kon, fesbuk ae gak nduwe”.  Hahaha, oke cukup, serius sekarang. 

Sebenarnya ilustrasi di atas merupakan salah satu gambaran bahwa media sosial (facebook, twitter, youtube, myspace, BBM, catfish, Line ataupun yang lainnya) telah merangkul semua golongan manusia, tidak peduli dia berusia 70 tahun atau 17 tahun, politikus ataupun rakyat jelata, guru atau murid, orang terkenal ataupun orang yang tidak terkenal sekalipun. Di zaman sekarang keberadaan media sosial seakan menjadi sebuah kebutuhan layaknya makan minum setiap hari. Bagi anda yang sudah terbiasa melakukan aktifitas sosial dengan media sosial, coba sehari dua hari tidak memakainya sama sekali, pasti ada semacam perasaan aneh yang timbul di pikiran kita. 
 

                Coba kita melihat sekilas beberapa dekade ke belakang, sebenarnya apa sih yang melatarbelakangi berkembangnya sebuah media sosial ? Jika ada pertanyaan seperti itu muncul maka jawabannya bisa bermacam-macam. Menurut saya, ada dua faktor yang sangat penting dari berkembangnya sebuah media sosial. Pertama faktor teknologi, kemajuan teknologi terutama teknologi informasi berkembang dengan sangat cepat akhir-akhir ini seperti internet, selain itu teknologi peranti lunak juga semakin berkembang. Faktor kedua yaitu manusia, bersosialisasi adalah sebuah kebutuhan manusia yang mendasar selain makan, tidak salah jika Bapak filosofi Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dan jika ditinjau dari agama(Islam) bahwa sekitar 70% isi Al-Quran merupakan hal yang mengatur hal yang berhubungan dengan manusia.

                Jika melihat dari dua faktor tersebut saya lebih tertarik yang kedua, kenapa karena faktor manusia merupakan faktor yang variabelnya bisa berubah-ubah dan tidak tetap. Bersosialisasi pada dasarnya adalah hubungan komunikasi antara dua orang atau lebih. Bisa menggunakan media komunikasi sederhana seperti bicara(ngomong), telefon, dan banyak lagi.  Manusia juga mempunyai sifat yang keinginannya tidak terbatas, semakin dibatasi manusia maka semakin ingin besar pula keingingan untuk melawan keterbatasan tersebut. 

                Mari kita lihat sejenak fenomena awal-awal tahun 2004. Seorang mahasiswa bernama Zuckerberg mempunyai ide bahwa ingin mengakomodasi aktifitas sosial di kampusnya ke dalam sebuah situs jejaring sosial. Dia melihat sebuah fenomena aktifitas sosial di kampus seperti perkumpulan atau semacam himpunan disana hanya melakukan aktifitas sosial ketika para anggotanya bertemu saja. Ketika tidak ada jadwal, maka perkumpulan tersebut ya tidak beraktifitas sosial. Zuckerberg melihat fenomena tersebut, dia mempunyai ide bahwa aktifitas sosial tidak seharusnya dibatasi tempat dan waktu berkumpul, tetapi dimanapun dan kapanpun. Ide itulah yang kita kenal sekarang sebagai Facebook. 

                Beberapa minggu lalu saya sempat membaca artikel di koran Jawa Pos yang berisikan tentang fenomena lebaran. Penulis bercerita bahwa ketika lebaran yang seharusnya dijadikan ajang kumpul keluarga, malah serasa seperti bukan kumpul keluarga. Para anggota keluarga tersebut memang secara fisik berkumpul disuatu tempat dan waktu yang sama, tetapi secara pikiran, mereka sibuk dengan akftifitas sosial masing-masing dengan handphone mereka, entah itu dari rekan bisnis, teman kampus, pacar atau yang lainnnya. Jika memang kondisinya demikian maka media sosial bukan lagi seperti media bersosialisasi tetapi beralihfungsi sebagai media anti bersosialisasi. Ada suatu anekdot tentang teknologi dari teman dekat saya yang di publish di twitter beberapa waktu lalu, isinya kira-kira begini, “BBM menjauhkan yang dekat”. Saya pun juga terkadang kesal dengan teman saya jika dia sibuk sendiri dengan gadgetnya ketika ada suatu kumpul bersama, entah itu cangkrukan, rapat, kumpul bareng, atau lainnya.

                Well, perkembangan teknologi memang sangat membantu banyak manusia dalam berbagai hal salah satunya adalah aktifitas sosial, manusia tidak perlu repot menemui kolega bisnis atau kerja ketika dia berada sejauh puluhan mil, hanya dengan monitor dan CPU mereka bisa berkomunikasi dan mendiskusikan kepentingan mereka. Tetapi di lain hal teknologi bisa menjadi hal yang menjerumuskan kita bila kita menggunakannya dengan kurang bijak. Bagaimana dengan anda? 


Quote of the day: 
"Orang bisa saja mati, tetapi tekadnya mungkin masih hidup sampai sekarang"