Minggu, 09 September 2012

Social Media, media untuk berantisosial ?



                Hari gene gak punya fesbuk, kemana aja lo ? Dari imajinasi saya, mungkin itulah kata-kata yang keluar ketika anak-anak SMP atau bahkan SD bergaul dengan sesamanya ketika salah seorang dari mereka tidak pernah memakai sosial media sama sekali. Atau dalam bahasa Suroboyoan bisa begini “Cuk nangdi ae kon, fesbuk ae gak nduwe”.  Hahaha, oke cukup, serius sekarang. 

Sebenarnya ilustrasi di atas merupakan salah satu gambaran bahwa media sosial (facebook, twitter, youtube, myspace, BBM, catfish, Line ataupun yang lainnya) telah merangkul semua golongan manusia, tidak peduli dia berusia 70 tahun atau 17 tahun, politikus ataupun rakyat jelata, guru atau murid, orang terkenal ataupun orang yang tidak terkenal sekalipun. Di zaman sekarang keberadaan media sosial seakan menjadi sebuah kebutuhan layaknya makan minum setiap hari. Bagi anda yang sudah terbiasa melakukan aktifitas sosial dengan media sosial, coba sehari dua hari tidak memakainya sama sekali, pasti ada semacam perasaan aneh yang timbul di pikiran kita. 
 

                Coba kita melihat sekilas beberapa dekade ke belakang, sebenarnya apa sih yang melatarbelakangi berkembangnya sebuah media sosial ? Jika ada pertanyaan seperti itu muncul maka jawabannya bisa bermacam-macam. Menurut saya, ada dua faktor yang sangat penting dari berkembangnya sebuah media sosial. Pertama faktor teknologi, kemajuan teknologi terutama teknologi informasi berkembang dengan sangat cepat akhir-akhir ini seperti internet, selain itu teknologi peranti lunak juga semakin berkembang. Faktor kedua yaitu manusia, bersosialisasi adalah sebuah kebutuhan manusia yang mendasar selain makan, tidak salah jika Bapak filosofi Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dan jika ditinjau dari agama(Islam) bahwa sekitar 70% isi Al-Quran merupakan hal yang mengatur hal yang berhubungan dengan manusia.

                Jika melihat dari dua faktor tersebut saya lebih tertarik yang kedua, kenapa karena faktor manusia merupakan faktor yang variabelnya bisa berubah-ubah dan tidak tetap. Bersosialisasi pada dasarnya adalah hubungan komunikasi antara dua orang atau lebih. Bisa menggunakan media komunikasi sederhana seperti bicara(ngomong), telefon, dan banyak lagi.  Manusia juga mempunyai sifat yang keinginannya tidak terbatas, semakin dibatasi manusia maka semakin ingin besar pula keingingan untuk melawan keterbatasan tersebut. 

                Mari kita lihat sejenak fenomena awal-awal tahun 2004. Seorang mahasiswa bernama Zuckerberg mempunyai ide bahwa ingin mengakomodasi aktifitas sosial di kampusnya ke dalam sebuah situs jejaring sosial. Dia melihat sebuah fenomena aktifitas sosial di kampus seperti perkumpulan atau semacam himpunan disana hanya melakukan aktifitas sosial ketika para anggotanya bertemu saja. Ketika tidak ada jadwal, maka perkumpulan tersebut ya tidak beraktifitas sosial. Zuckerberg melihat fenomena tersebut, dia mempunyai ide bahwa aktifitas sosial tidak seharusnya dibatasi tempat dan waktu berkumpul, tetapi dimanapun dan kapanpun. Ide itulah yang kita kenal sekarang sebagai Facebook. 

                Beberapa minggu lalu saya sempat membaca artikel di koran Jawa Pos yang berisikan tentang fenomena lebaran. Penulis bercerita bahwa ketika lebaran yang seharusnya dijadikan ajang kumpul keluarga, malah serasa seperti bukan kumpul keluarga. Para anggota keluarga tersebut memang secara fisik berkumpul disuatu tempat dan waktu yang sama, tetapi secara pikiran, mereka sibuk dengan akftifitas sosial masing-masing dengan handphone mereka, entah itu dari rekan bisnis, teman kampus, pacar atau yang lainnnya. Jika memang kondisinya demikian maka media sosial bukan lagi seperti media bersosialisasi tetapi beralihfungsi sebagai media anti bersosialisasi. Ada suatu anekdot tentang teknologi dari teman dekat saya yang di publish di twitter beberapa waktu lalu, isinya kira-kira begini, “BBM menjauhkan yang dekat”. Saya pun juga terkadang kesal dengan teman saya jika dia sibuk sendiri dengan gadgetnya ketika ada suatu kumpul bersama, entah itu cangkrukan, rapat, kumpul bareng, atau lainnya.

                Well, perkembangan teknologi memang sangat membantu banyak manusia dalam berbagai hal salah satunya adalah aktifitas sosial, manusia tidak perlu repot menemui kolega bisnis atau kerja ketika dia berada sejauh puluhan mil, hanya dengan monitor dan CPU mereka bisa berkomunikasi dan mendiskusikan kepentingan mereka. Tetapi di lain hal teknologi bisa menjadi hal yang menjerumuskan kita bila kita menggunakannya dengan kurang bijak. Bagaimana dengan anda? 


Quote of the day: 
"Orang bisa saja mati, tetapi tekadnya mungkin masih hidup sampai sekarang" 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar