Minggu, 28 Oktober 2012

Sustainability, in many ways



                Ngerasa gak kalo jalanan Surabaya akhir-akhir ini macetnya tambah parah, saya ngerasa begitu. Dulu, sekitar 5-6 tahun yang lalu macetnya Kota Surabaya gak kayak gini lho. Jalanan meskipun ramai tetapi tidak sampai berhenti karena padatnya kendaraan. Sekarang sudah hampir berhenti seperti Jakarta. Macetnya jalanan Surabaya biasanya pada pagi hari dan sore hari menjelang magrib sampai jam setengah 8 malam. Kemacetan biasanya menumpuk pada ruas jalan-jalan tertentu, seperti A.Yani, Perempatan Panjang Jiwo, Raya Darmo, sekitar pasar kembang, Jalan Gunung sari, Kertajaya, depan GrandCity, dan banyak lagi lah. Bagi pembaca yang pernah melewati jalan-jalan tersebut ketika pagi hari jam sibuk dan sore hari tentunya pernah merasakan penatnya kemacetan di kota pahlawan ini. Apalagi kemarin ketika malam takbiran idul adha, saya dan teman saya Dedi hendak pulang pun harus melawan belantara macet. HFS, jam setengah 10 malam jalanan masih aja macet untuk arah dari A.Yani ke bunderan Waru.



                Jadi ceritanya begini pembaca sekalian, hari itu saya selesai kuliah jam 6 sore. Biasanya jam-jam segini saya malas banget pulang, tau ndiri kan klakson mobil dan motor sering kedengar, dan saya gak bisa klaksonin orang karena klakson motor saya mati (maaf curcol). Jadi si Dedi ini sms kalo minta bareng pulangnya, dia bareng sampe Terminal Bungurasih, dia pengen banget pulang karena pengen lebaran di rumah ~_~. Oke jam setengah 9 malam saya dan Dedi pun pulang, brum brum. Kami pun memacu kendaraan lewat daerah MERR, panjang Jiwo, Prapen, A.Yani dan Bunderan Waru. Sampai daerah panjang jiwo jalanan sudah mulai macet parah. Ya mungkin karena malam takbiran dan banyaknya pengendara yang ingin keluar dari Surabaya, tapi ini setengah sembilan men, seumur-umur jarang banget jam setengah sembilan macet di Surabaya, kecuali pas tahun baru dan ada Bonek. Memasuki daerah Prapen, macetnya makin menggila, kamipun lewat jalur tercepat, kadang sebelah kanan mobil, kadang tengah-tengah, macet gini kalo gak buru-buru menerobos ya bakal diterobos men. Emosi pun juga mudah tersulut ketika kondisi macet seperti ini. Nah daripada emosi, mending nikmatin aja tuh jalanan macet, beres kan.

                Entah saking menikmati macet dengan guyonan sendiri atau karena saking sumpeknya hingga ketawa-ketawa sendiri, waktu di Bunderan waru, jalanan lagi berhenti karena sistem buka tutupnya polantas. Ada tuh pengendara motor yang nglaksonin pengendara mobil dan motor di depannya, padahal mobil dan motor di depannya juga gak bisa jalan karena masih ada mobil dan motor di depannya berhenti. Kontan aja kami tertawa terbahak-bahak ketika melihat kejadian tersebut, udah tau depannya berhenti masih aja diklakson. Entah saking kerasnya ketawa kami atau karena objeknya ngerasa kalo kami ketawain, pengendara itupun melihat arah kami, tapi ketawa kami malah lebih keras (jangan ditiru ya pembaca, hahahaha).

                Eh ini nulis macet atau nerusin part yang kemarin, gomenasai pembaca sekalian. Tapi emang motor dan mobil sekarang ini makin banyak, tetapi masih banyak motor. Saat ini saja pengendara sepeda motor di Indonesia kurang lebih sekitar 25juta motor. Indonesia menempati peringkat 1 dunia untuk pemakaian kendaraan roda 2 terbanyak di dunia. Bilang Wow dong, hehehe. Sebenarnya macet di Surabaya ini masih kalah dengan macet di Jakarta. Saya pernah merasakan sendiri bersepeda motor disana, setiap hari hampir samalah seperti yang saya ceritain ketika malam idul adha di Surabaya.

                Parahnya, kondisi seperti ini terkesan dibiarkan, entah kurang terurus atau sengaja dibiarkan oleh pihak eksekutif. Yang jelas kalau kondisi seperti di atas dibiarkan terus menerus bukan mustahil 5-10 tahun lagi Surabaya bakal macet total. Di Jakarta diperkirakan 4-5 tahun lagi bakal macet total. Bayangkan pertumbuhan kendaraan bermotor yang hampir 11% pertahun tidak akan bisa disamai oleh pertumbuhan pelebaran jalan yang hanya 0,1 % pertahun. Hal seperti itu juga diperparah oleh gencarnya iklan kendaraan bermotor, belum lagi banyaknya kredit yang kian memudahkan konsumen mendapatkan kendaraan bermotor dengan begitu juga makin mudah kendaraan bermotor bertambah di jalanan.

                Mari kita berlogika sebentar. Ketika kondisi jalanan macet kendaraan apa yang bisa dijadikan alternatif ? . sepeda motor. Ya benar. Memang sekarang makin banyak kredit untuk sepeda motor. Dan semakin banyak orang dengan mudah mencicil, tetapi itu masih berlaku untuk sekarang. Coba bayangkan ketika jalanan sudah mencapai titik jenuhnya, dimana mobil dan sepeda motor makin banyak dan benar-benar stuck/macet untuk durasi yang sangat lama. Mungkinkah orang akan berpikir sepeda motor merupakan solusi alternatif, saya rasa tidak. Orang akan memikirkan solusi baru. Bisa jadi Berjalan kaki, sepeda pancal atau transportasi masal akan dijadikan alternatif lainnya.



                Transportasi pada dasarnya adalah memobilisasikan orang dari satu tempat ke tempat lain. Entah itu naik sepeda, terbang, jalan kaki, dan macam-macam. Saya heran dengan produsen kendaraan bermotor yang dengan iklan-iklan mereka di TV yang bertujuan mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya. Untuk kondisi sekarang mungkin masih relevan, tetapi ketika jalanan sudah tidak ada tempat lagi, apakah mungkin orang masih memakai kendaraan bermotor pribadi untuk mobilisasi mereka. Hal inilah yang kurang kita perhatikan ke depannya. Kita masih saja mau untuk memakai kendaraan bermotor pribadi untuk mobilisasi kita. Bagi pengendara sepeda motor alasan ekonomis memang masih relevan sekarang daripada memakai angkutan kota untuk mobilisasi. Dengan modal 5rb rupiah, orang bisa jalan-jalan kemanapun di kota Surabaya dibandingkan naik angkutan kota yang jauh lebih mahal. Di sisi lain angkota kota juga semakin memburuk kualitasnya, kenyamanan dan keamanan dan juga mahal, menjadi faktor utama orang tidak mau memakai angkutan kota.

                Faktor ekonomi memang tidak bisa dielakkan, gimana-gimana yang namanya uang itu bukan hal yang bisa dikesampingkan. Saya sendiri pasti memilih naik sepeda motor dengan modal 5ribu rupiah untuk satu hari yang bisa kemana-mana daripada harus naik angkutan kota minimal 15ribu dalam satu hari untuk kemana-mana. Sebenarnya orang-orang juga mulai sadar akan kemacetan kota, banyaknya orang mengeluh akan macetnya jalanan bisa dijadikan indikasi. Di sisi lain angkutan kota juga harus membenahi diri jika ingin banyak orang yang memakai jasa angkutan kota. Peran eksekutif juga diperlukan. Atau perusahaan otomotif yang ingin pindah haluan atau mengembangkan sayap ke bisnis tranportasi masal juga ladang yang menjanjikan.



                Eh lah terus mana ini kaitannnya dengan sustainability, ya itu juga termasuk sustainability. Sustainability transportation. Sustainability biasanya berkaitan dengan people, profit dan planet. Coba perhatikan faktor people, profit dan planet pada tulisan di atas. Saya kasih contoh untuk planet, jika makin banyak orang yang menggunakan kendaraan bermotor, berarti sumber daya yang digunakan dari produksi, pemakaian juga menjadi fokusan dalam hal ini adalah bahan bakar, belum lagi polusi yang ditimbulkan. Belum lagi dari kendaraan bermotor yang sudah berumur dan tidak bisa dipakai lagi. Kalau di luar negeri kendaraan yang sudah usang ini biasanya akan di proses. Tetapi di Indonesia kecenderungannya belum ada proses lebih lanjut untuk rongsokan-rongsokan ini, biasanya hanya dipreteli spare partnya, tetapi yang lainnya dibuang, tentunya ini juga berbahaya, selain bagi lingkungan, juga untuk people di sekitar dibuangnya benda-benda tersebut.

                Coba pembaca sebutkan apa yang bisa berkaitan dengan people dan profit pada tulisan di atas. Sustainability tidak melulu harus berkaitan dengan sebuah industri. Sustainability berarti berkelanjutan, bisa bermacam-macam. Misal untuk Agriculture, pernah mendengar harga lombok yang anjlok karena banyaknya petani-petani yang memproduksi lombok, akibatnya lombok di pasaran menjadi banyak dan value dari lombok sendiri turun. Ataupun serangan hama yang menyerang habis tanaman pertanian yang berakibat gagal panen, jika di area pertanian bisa ada setidaknya 3 macam tanaman, mungkin ketika satu tanaman habis, masih ada tanaman yang bisa dijadikan backup. Well, sustainability development memang banyak di sekitar kita, seperti sustainability education, building, energy, sustainable tourisme, dan masih banyak lainnya. Sustainability berati kita berpikir ke depan dari proses yang dijalankan sekarang. Tetapi jangan lupa untuk bertindak apa yang bisa kita lakukan sekarang.
                 
                 Full offense :)))

Quote of the day
"Think global, act local"
 

Jumat, 26 Oktober 2012

Partner in Love


Saatnya nanti kita akan memilih
Memilih seorang partner

Saya tidak menyebutkannya sebagai kekasih, ataupun kebanyakan orang lain yaitu belahan jiwa, ataupun ‘soulmate’ bagi orang yang suka menyebutnya begitu, ataupun sekadar panggilan sayang yang biasa digunakan seperti ‘beib’, ‘honey, ‘cin’ dan sebagainya

Well, itu suka-suka orang dalam penyebutannya. Tetapi saya lebih suka menyebutnya dengan partner
Ya, partner, partner in love
Partner yang akan menjadi teman bicara kita seumur hidup
Partner yang mampu kita ajak berimajinasi tentang masa depan
Partner yang mampu kita ajak berusaha bersama-sama meraih impian kita
Partner yang mampu menjalin kesepakatan tanpa hitam di atas putih
Dan partner yang akan bersama-sama kita dalam suka dan duka



Tengok sekilas bagaimana orang tua kita, apa mereka pernah merasakan senang bersama, tentu saja,
Duka bersama, tentu saja, tetapi apakah hanya sebatas itu mereka bisa bersama-sama selama puluhan tahun ini, saya rasa tidak
Menurutku mereka bisa bersama-sama selama itu tidak hanya atas sekedar ijab kabul pernikahan, ataupun hanya sekedar  cinta indah yang hanya di awal, ataupun komitmen yang sering dibicarakan orang-orang dalam mempertahankan hubungan, entahlah, saya rasa lebih dari itu

Menurutku partner yang pas adalah mereka yang bisa sejiwa dan sepimikiran
Sejiwa bisa berarti mempunyai jiwa, passion, ketertarikan yg sama ataupun lebih dari itu
Demikian juga dengan sepemikiran
ketika jiwa dan pemikiran bisa sejalan, maka banyak yang akan bisa dikerjakan bersama, membangun sebuah impian bersama
Tetapi ketika dua hal di atas kurang pas (baca:berbeda), seenggak-enggaknya mereka masih sama dalam satu hal, cinta

Senin, 15 Oktober 2012

Literature review vs Summary



Apa yang disebut literature review ? apa pula itu summary ? kita sering menyebut literature review dengan bahasa kajian pustaka dan menyebut summary sebagai suatu ringkasan. Saat kita melihat tugas akhir kakak angkatan kita, kita pasti melihat adanya suatu kajian pustaka dan summary pada tugas akhir mereka. Bila tidak ada literature review atau summary, maka tidak bisa dikatakan sebagai tugas akhir. Apakah hanya sebatas itu saja ? 

                Menurut Jill Husey dan Roger Husey, literature review merupakan suatu ringkasan tertulis dari temuan hasil dari pencarian literatur. Bisa dikatakan, literature review merupakan suatu ringkasan dari sumber yang telah kita baca. Sedangkan summary merupakan ringkasan dari suatu sumber. Menurut saya, summary yang dijadikan suatu tulisan untuk menguatkan gagasan dalam tugas akhir disebut literature review. Hal ini dikarenakan, penulis tugas akhir atau penulis jurnal akademik, biasanya meringkas hasil dari berbagai sumber, untuk menguatkan penelitian mereka, ataupun sekedar memberi penjelasan kepada pembaca tentang penelitian yang mereka ditulis. 

                 Sebenarnya mengapa kita perlu literature review ? . sebuah penelitian pasti ada sesuatu yang akan diteliti. Sesuatu yang akan diteliti tersebut biasanya mengacu kepada permasalahan apa yang ingin disampaikan penulis. Hal tersebut biasanya ditemukan pada rumusan masalah. Menurut saya, literature review ini dibuat agar memudahkan pembaca memahami apa yang akan disampaikan penulis. Literature review biasanya membahas tentang konsep, kajadian terkini, fakta-fakta yang telah tersaji ataupun hal-hal yang berkaitan dengan penelitian tersebut. 

                Di Indonesia, penulis tugas akhir atau penelitian seringkali menulis literature review ini dipisah atau dijadikan suatu bab tersendiri. Dan terkadang penulisan antara suatu paragraf dengan paragraf lainnya kurang begitu klop. Kalau di jurnal penelitian dari luar negeri, para penulis biasanya saling mengaitkan fakta, konsep, ataupun kejadian-kejadian ke dalam beberapa paragraf yang bisa dibaca dengan enak. 

                Ada yang perlu diperhatikan ketika kita ingin menulis literature review tanpa harus memisah-misah antara sumber literatur yang telah kita baca. Salah satunya dengan mengetahui secara menyeluruh permasalahan topik penelitian yang kita teliti. Jika telah mengetahui permasalahan apa yang dibahas, maka akan diperlukan suatu sumber untuk memperkuat penelitian yang akan kita sampaikan.

Senin, 08 Oktober 2012

Presentasi topik TA, Kapsel Week#4



          “Yang maju pertama, hmm, Didik”, saya terkejut ketika ditunjuk maju giliran pertama oleh Pak Imam untuk presentasi topik yang akan dijadikan Tugas Akhir nantinya. Jujur, waktu itu saya memang belum sepenuhnya yakin dengan topik yang akan saya presentasikan. Hal tersebut dikarenakan bidang topik yang akan dipresentasikan masih mengambang. 

Minggu 4 lalu, saya mempresentasikan topik apa yang akan saya kerjakan untuk pengerjaan tugas akhir dengan judul “Analisis Environmental Management, Inputs Throughputs, Outputs, untuk produk xxx ditinjau dari sisi ekonomi dan lingkungan. Cukup panjang juga. Saya berpikir bahwa sebuah produk bisa dianalisis  yang pertama dari sisi lingkungan, nantinya bisa muncul alternatif-alternatif yang bisa meminimumkan dampak lingkungan dari alternatif-alternatif produk tersebut. Kemudian dari sisi ekonomi, setelah ada tahapan life cycle produk tersebut kemudian dianalisis alternatif biaya dari masing-masing alternatif-alternatif tersebut. 

Untuk pengerjaan alternatif produk dari sisi lingkungan, saya bisa memakai tools LCA untuk mengetahui dampak dari masing-masing life cycle produk. Sedangkan untuk sisi ekonomi saya belum memikirkan tools apa yang cocok untuk mengerjakan ini. Hal ini juga sempat miss ketika presentasi kemarin, saya belum memikirkan tools apa yang cocok dari sisi ekonomi. Saya sempat memikirkan untuk memakai analisis NPV, BCR dan IRR dari sisi ekonomi. Dan untuk judul sendiri, penulisan topik belum spesifik dan seperti terlihat belum terlalu jelas apa yang akan dibahas jika dilihat sekilas dari judul tersebut. 

Setelah presentasi kemarin, saya berpikir untuk lebih mengkerucutkan apa yang akan dikerjakan pada tugas akhir nanti. Saya memilih topik “Environmental Management Accounting” untuk tugas akhir nanti. EMA bertujuan untuk menganalisis alternatif-alternatif yang terbaik dari nilai ekonomi. Pendekatan yang dapat dilakukan antara lain NPV, BCR, IRR.  Sedangkan untuk penghitungan dimulai dari alternatif pemilihan bahan baku, pengerjaan proses sampai produk jadi. Hal yang terpenting dari EMA adalah melibatkan biaya lingkungan seperti emisi dari proses manufacturnya, ataupun dari sisi end of life produk yang dikonversikan ke dalam bentuk rupiah.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Sustainability, Perlukah ? (part#1)


                   Lama tidak nulis, hah, gak sampe’ 1 bulan padahal, hahaha. Kemarin, eh gak, tepatnya dua hari lalu saya dengan teman saya sedang muter-muter kota Surabaya, lebih tepatnya sedang mencari sesuatu. Apa itu ? jeng jeng jeng. Lho apa ~_~ ,, jadi begini, teman-teman saya lagi ngidam sebuah permainan, namanya karambol, jadi saya dan teman saya, Dedi, bertugas untuk mencari permainan tersebut di pasar (gak penting banget keknya, zehahaha). Setelah capek muter-muter mencari karambol di daerah Bratang, Ngagel, Pucang sampai Manyar, kami memutuskan untuk berhenti sebentar tepatnya di daerah, hmm, Manyar keknya. Kami berhenti di sekitar SMP, SMA dan rumah sakit jiwa untuk menikmati segeleas es sari kedelai dan sebungkus batagor. Kami juga melihat banyak gerombolan siswa SMP dan SMA berbondong-bondong keluar dari sekolah mereka, karena kebetulan waktunya jam pulang sekolah, tentunya tidak disertai keluarnya gerombolan pasien keluar dari Rumah Sakit Jiwa tersebut --“ (maaf-maaf).  

                Hash kelamaan basa-basinya, gomene pembaca sekalian. Siang itu, kami memutuskan untuk berhenti sejenak di daerah kampus D3 Sipil ITS, Manyar, karena cuaca sangat hot pake banget. Ketika kami berada di bawah pohon rindang, suasana sangat sejuk gak pake banget tapi, apalagi sambil minum es, wush tambah seger (iyalah namanya juga es). Surabaya waktu itu entah kenapa terasa panas sekali dari biasanya (padahal biasanya juga panas). 



Sebenarnya suasana cuaca panas seperti di Surabaya tidak terjadi di sini doang lho. Banyak di kota-kota lain di dunia juga mengalami hal serupa. Menurutku meskipun tidak se-hot di sini, seenggak-enggaknya banyak kota atau daerah di dunia mengalami kenaikan suhu. Kenaikan suhu seperti ini, salah satunya disebabkan karena efek rumah kaca (kalo belum tau ERK, baca artikel terkait ERK ^_^). Badan Perubahan Iklim PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), telah memperingatkan bahwa bila emisi gas rumah kaca dibiarkan terus bertambah seperti tingkat sekarang ini, maka suhu permukaan Bumi pada akhir abad 21 akan naik dari 1,1ºC menjadi 6,4ºC.2. 



Lalu timbul pertanyaan seperti ini. A: lha terus kenapa kalo suhu bumi naik ? hah ? toh gue masih enak-enak aja di sini. Pertanyaan yang bagus, izinkan saya berkomentar. D: Begini lho, sebenarnya sih boleh-boleh saja kita enak-enakan tanpa mempedulikan keadaan sekitar, tetapi coba perhatikan keadaan bumi kita sejenak. Perhatikan pertumbuhan penduduk di bumi akhir-akhir ini. Penduduk bertambah secara signifikan. Bahkan beberapa survey menyatakan bahwa tahun ini penduduk bumi mencapai angka 7 milyar. A: Wow . D: Dan diperkirakan mencapai angka 10 milyar pada akhir abad ke-21. Sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui seperti minyak bumi dan mineral lainnya juga semakin berkurang setiap tahunnya. A: ohh. 

D: Akhir-akhir ini kebutuhan manusia semakin beragam dan semakin banyak. Coba sebutkan apa-apa saja yang kamu kerjakan dan kamu konsumsi dalam satu hari. A: ehm, apa ya, mandi, makan minum, nonton TV, Laptopan, make baju, parfum, make up, nyuci baju, kuliah, tidur. D: udah ? sekarang coba perhatikan kebutuhan energi dan sumber daya yang kamu konsumsi tadi dan yang ada di sekitar yang kamu lakukan. Misalnya untuk kuliah, ruangannya pasti ber-AC kan, untuk makan, makanan pasti dimasak dan butuh gas atau listrik, dsb. Itu baru kamu doang, coba bayangkan kalau orang banyak, dan kebutuhan mereka lebih dari itu. A: hmm, iya ya, aku jadi berpikir tentang hasil limbah dari produk-produk, entah itu makanan atau barang yang memproduksi kebutuhanku tadi. Menurut survey banyak lho perusahaan yang membuang limbah mereka di sungai karena banyak yang skala UKM dan skala menengah. Hal itu kurang disadari pemerintah ataupun pemerintah daerah karena usaha mereka memang tidak terlalu besar. Perusahaan yang besar pun, meskipun tidak banyak, juga masih ada yang seperti itu. Hal tersebut tentu saja mempengaruhi kondisi alam seperti air, tanah dan udara di bumi. D: nah pinter, sekarang coba bayangkan berapa biaya yang diperlukan untuk mengganti kerusakan alam seperti itu. A: ya pasti banyak lah. D: ada kalanya kita tidak terlalu mencampuri urusan para pengusaha dan pemerintah itu kalau memang kita belum bisa mempunyai wewenang, kuasa ataupun kepentingan untuk ke sana. Coba lakukan hal-hal kecil yang berguna yang bisa dilakukan misalnya seperti mengkonsumsi energi yang tidak berlebihan, tidak membuang sampah sembarangan, tidak membeli barang dari perusahaan atau pabrik yang jelas-jelas melanggar aturan dll. 



 D: oh iya banyak lagi hal yang terjadi di bumi ini tanpa kita sadari, misalnya dari panasnya keadaan bumi bisa menyebabkan timbulnya banyak penyakit, mencairnya es di kutub, dll. Hal yang terjadi tanpa kita sadari di bumi ini bisa dikatakan sebagai Tragedi of Common. Hal lain seperti pertumbuhan penduduk, mineral availability, consumption growth dll juga sedang terjadi yang di kemudian waktu, bisa jadi bumi ini sudah tidak bisa ditinggali oleh manusia lagi. Jadi, masih gak peduli tentang keadaan bumi ? . A: groook .... grookk ... eh tadi apaan ? D: arrghh %^*!%*^!% @*$*&%. 



Dewasa ini negara-negara di dunia sedang hangat membicarakan dan mengerjakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan isu sustainability development. Para produsen sekarang banyak yang memproduksi sebuah produk yang bertemakan green product. Mereka tidak lagi hanya mengejar profit yang hanya bisa dinikmati 3-7 tahun tetapi bisa lebih lama lagi. Coba bayangkan sebuah pabrik tempe yang membuang limbahnya secara sembarangan di sungai. Kemudian air sungai tersebut dipakai lagi untuk mencuci tempe karena air keran cukup mahal. Dalam waktu dekat mungkin perusahaan tersebut untung, tetapi tidak lama. Pasar akan segera mengetahui produk mana yang berkualitas dan mana yang tidak. Pemerintah juga sedang gencar-gencarnya meregulasi para pengusaha untuk bisa mematuhi kesepakatan tentang lingkungan hidup bersama. Pemerintah berbagai negara juga tengah menggodok aturan apa yang cocok dengan keadaan saat ini dan ke depannya. Banyak aturan dunia berkaitan tentang sustainability development seperti Burtland Report dan Kyoto Protokol. Inti dari isi dari kesepakatan-kesepakatan tersebut sebenarnya bertujuan untuk mempertahankan kelestarian bumi dan manusia supaya bisa bertahan untuk waktu yang lama.  

Oh iya, barangkali ada pembaca yang penasaran tentang muter-muter Surabaya tadi. Akhirnya kami tidak jadi beli karambol hahaha, karena niatnya emang survey harga dulu sebelum membeli. Baru sorenya membeli, teman saya yang satu lagi, Yogi, menggantikan saya untuk pergi bersama Dedi karena saya ada kuliah sore itu. Zehahaha 

Nantikan part-part selanjutnya, :)))
 Full offense :)))

Quote of the day:
Hal-hal besar berawal dari hal-hal kecil yang dilakukan terus-menerus