Ngerasa gak kalo jalanan Surabaya akhir-akhir ini macetnya tambah parah, saya ngerasa begitu. Dulu, sekitar 5-6 tahun yang lalu macetnya Kota Surabaya gak kayak gini lho. Jalanan meskipun ramai tetapi tidak sampai berhenti karena padatnya kendaraan. Sekarang sudah hampir berhenti seperti Jakarta. Macetnya jalanan Surabaya biasanya pada pagi hari dan sore hari menjelang magrib sampai jam setengah 8 malam. Kemacetan biasanya menumpuk pada ruas jalan-jalan tertentu, seperti A.Yani, Perempatan Panjang Jiwo, Raya Darmo, sekitar pasar kembang, Jalan Gunung sari, Kertajaya, depan GrandCity, dan banyak lagi lah. Bagi pembaca yang pernah melewati jalan-jalan tersebut ketika pagi hari jam sibuk dan sore hari tentunya pernah merasakan penatnya kemacetan di kota pahlawan ini. Apalagi kemarin ketika malam takbiran idul adha, saya dan teman saya Dedi hendak pulang pun harus melawan belantara macet. HFS, jam setengah 10 malam jalanan masih aja macet untuk arah dari A.Yani ke bunderan Waru.
Jadi
ceritanya begini pembaca sekalian, hari itu saya selesai kuliah jam 6 sore.
Biasanya jam-jam segini saya malas banget pulang, tau ndiri kan klakson mobil
dan motor sering kedengar, dan saya gak bisa klaksonin orang karena klakson
motor saya mati (maaf curcol). Jadi si Dedi ini sms kalo minta bareng
pulangnya, dia bareng sampe Terminal Bungurasih, dia pengen banget pulang
karena pengen lebaran di rumah ~_~. Oke jam setengah 9 malam saya dan Dedi pun
pulang, brum brum. Kami pun memacu kendaraan lewat daerah MERR, panjang Jiwo,
Prapen, A.Yani dan Bunderan Waru. Sampai daerah panjang jiwo jalanan sudah
mulai macet parah. Ya mungkin karena malam takbiran dan banyaknya pengendara
yang ingin keluar dari Surabaya, tapi ini setengah sembilan men, seumur-umur jarang
banget jam setengah sembilan macet di Surabaya, kecuali pas tahun baru dan ada
Bonek. Memasuki daerah Prapen, macetnya makin menggila, kamipun lewat jalur
tercepat, kadang sebelah kanan mobil, kadang tengah-tengah, macet gini kalo gak
buru-buru menerobos ya bakal diterobos men. Emosi pun juga mudah tersulut
ketika kondisi macet seperti ini. Nah daripada emosi, mending nikmatin aja tuh
jalanan macet, beres kan.
Entah
saking menikmati macet dengan guyonan sendiri atau karena saking sumpeknya
hingga ketawa-ketawa sendiri, waktu di Bunderan waru, jalanan lagi berhenti
karena sistem buka tutupnya polantas. Ada tuh pengendara motor yang nglaksonin
pengendara mobil dan motor di depannya, padahal mobil dan motor di depannya
juga gak bisa jalan karena masih ada mobil dan motor di depannya berhenti.
Kontan aja kami tertawa terbahak-bahak ketika melihat kejadian tersebut, udah
tau depannya berhenti masih aja diklakson. Entah saking kerasnya ketawa kami
atau karena objeknya ngerasa kalo kami ketawain, pengendara itupun melihat arah
kami, tapi ketawa kami malah lebih keras (jangan ditiru ya pembaca, hahahaha).
Eh
ini nulis macet atau nerusin part yang kemarin, gomenasai pembaca sekalian.
Tapi emang motor dan mobil sekarang ini makin banyak, tetapi masih banyak motor.
Saat ini saja pengendara sepeda motor di Indonesia kurang lebih sekitar 25juta
motor. Indonesia menempati peringkat 1 dunia untuk pemakaian kendaraan roda 2
terbanyak di dunia. Bilang Wow dong, hehehe. Sebenarnya macet di Surabaya ini
masih kalah dengan macet di Jakarta. Saya pernah merasakan sendiri bersepeda
motor disana, setiap hari hampir samalah seperti yang saya ceritain ketika
malam idul adha di Surabaya.
Parahnya,
kondisi seperti ini terkesan dibiarkan, entah kurang terurus atau sengaja
dibiarkan oleh pihak eksekutif. Yang jelas kalau kondisi seperti di atas
dibiarkan terus menerus bukan mustahil 5-10 tahun lagi Surabaya bakal macet
total. Di Jakarta diperkirakan 4-5 tahun lagi bakal macet total. Bayangkan
pertumbuhan kendaraan bermotor yang hampir 11% pertahun tidak akan bisa disamai
oleh pertumbuhan pelebaran jalan yang hanya 0,1 % pertahun. Hal seperti itu
juga diperparah oleh gencarnya iklan kendaraan bermotor, belum lagi banyaknya
kredit yang kian memudahkan konsumen mendapatkan kendaraan bermotor dengan
begitu juga makin mudah kendaraan bermotor bertambah di jalanan.
Mari
kita berlogika sebentar. Ketika kondisi jalanan macet kendaraan apa yang bisa
dijadikan alternatif ? . sepeda motor. Ya benar. Memang sekarang makin banyak
kredit untuk sepeda motor. Dan semakin banyak orang dengan mudah mencicil,
tetapi itu masih berlaku untuk sekarang. Coba bayangkan ketika jalanan sudah
mencapai titik jenuhnya, dimana mobil dan sepeda motor makin banyak dan
benar-benar stuck/macet untuk durasi yang sangat lama. Mungkinkah orang akan
berpikir sepeda motor merupakan solusi alternatif, saya rasa tidak. Orang akan
memikirkan solusi baru. Bisa jadi Berjalan kaki, sepeda pancal atau
transportasi masal akan dijadikan alternatif lainnya.
Transportasi
pada dasarnya adalah memobilisasikan orang dari satu tempat ke tempat lain.
Entah itu naik sepeda, terbang, jalan kaki, dan macam-macam. Saya heran dengan
produsen kendaraan bermotor yang dengan iklan-iklan mereka di TV yang bertujuan
mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya. Untuk kondisi sekarang mungkin masih
relevan, tetapi ketika jalanan sudah tidak ada tempat lagi, apakah mungkin
orang masih memakai kendaraan bermotor pribadi untuk mobilisasi mereka. Hal
inilah yang kurang kita perhatikan ke depannya. Kita masih saja mau untuk
memakai kendaraan bermotor pribadi untuk mobilisasi kita. Bagi pengendara
sepeda motor alasan ekonomis memang masih relevan sekarang daripada memakai
angkutan kota untuk mobilisasi. Dengan modal 5rb rupiah, orang bisa jalan-jalan
kemanapun di kota Surabaya dibandingkan naik angkutan kota yang jauh lebih
mahal. Di sisi lain angkota kota juga semakin memburuk kualitasnya, kenyamanan
dan keamanan dan juga mahal, menjadi faktor utama orang tidak mau memakai
angkutan kota.
Faktor
ekonomi memang tidak bisa dielakkan, gimana-gimana yang namanya uang itu bukan
hal yang bisa dikesampingkan. Saya sendiri pasti memilih naik sepeda motor
dengan modal 5ribu rupiah untuk satu hari yang bisa kemana-mana daripada harus
naik angkutan kota minimal 15ribu dalam satu hari untuk kemana-mana. Sebenarnya
orang-orang juga mulai sadar akan kemacetan kota, banyaknya orang mengeluh akan
macetnya jalanan bisa dijadikan indikasi. Di sisi lain angkutan kota juga harus
membenahi diri jika ingin banyak orang yang memakai jasa angkutan kota. Peran
eksekutif juga diperlukan. Atau perusahaan otomotif yang ingin pindah haluan
atau mengembangkan sayap ke bisnis tranportasi masal juga ladang yang
menjanjikan.
Eh
lah terus mana ini kaitannnya dengan sustainability, ya itu juga termasuk sustainability.
Sustainability transportation. Sustainability biasanya berkaitan dengan people,
profit dan planet. Coba perhatikan faktor people, profit dan planet pada
tulisan di atas. Saya kasih contoh untuk planet, jika makin banyak orang yang
menggunakan kendaraan bermotor, berarti sumber daya yang digunakan dari
produksi, pemakaian juga menjadi fokusan dalam hal ini adalah bahan bakar,
belum lagi polusi yang ditimbulkan. Belum lagi dari kendaraan bermotor yang
sudah berumur dan tidak bisa dipakai lagi. Kalau di luar negeri kendaraan yang
sudah usang ini biasanya akan di proses. Tetapi di Indonesia kecenderungannya
belum ada proses lebih lanjut untuk rongsokan-rongsokan ini, biasanya hanya
dipreteli spare partnya, tetapi yang lainnya dibuang, tentunya ini juga
berbahaya, selain bagi lingkungan, juga untuk people di sekitar dibuangnya
benda-benda tersebut.
Coba
pembaca sebutkan apa yang bisa berkaitan dengan people dan profit pada tulisan
di atas. Sustainability tidak melulu harus berkaitan dengan sebuah industri.
Sustainability berarti berkelanjutan, bisa bermacam-macam. Misal untuk
Agriculture, pernah mendengar harga lombok yang anjlok karena banyaknya
petani-petani yang memproduksi lombok, akibatnya lombok di pasaran menjadi
banyak dan value dari lombok sendiri turun. Ataupun serangan hama yang
menyerang habis tanaman pertanian yang berakibat gagal panen, jika di area
pertanian bisa ada setidaknya 3 macam tanaman, mungkin ketika satu tanaman
habis, masih ada tanaman yang bisa dijadikan backup. Well, sustainability
development memang banyak di sekitar kita, seperti sustainability education,
building, energy, sustainable tourisme, dan masih banyak lainnya.
Sustainability berati kita berpikir ke depan dari proses yang dijalankan
sekarang. Tetapi jangan lupa untuk bertindak apa yang bisa kita lakukan
sekarang.
Full
offense :)))
Quote of the day
"Think global, act local"