Jumat, 26 Oktober 2012

Partner in Love


Saatnya nanti kita akan memilih
Memilih seorang partner

Saya tidak menyebutkannya sebagai kekasih, ataupun kebanyakan orang lain yaitu belahan jiwa, ataupun ‘soulmate’ bagi orang yang suka menyebutnya begitu, ataupun sekadar panggilan sayang yang biasa digunakan seperti ‘beib’, ‘honey, ‘cin’ dan sebagainya

Well, itu suka-suka orang dalam penyebutannya. Tetapi saya lebih suka menyebutnya dengan partner
Ya, partner, partner in love
Partner yang akan menjadi teman bicara kita seumur hidup
Partner yang mampu kita ajak berimajinasi tentang masa depan
Partner yang mampu kita ajak berusaha bersama-sama meraih impian kita
Partner yang mampu menjalin kesepakatan tanpa hitam di atas putih
Dan partner yang akan bersama-sama kita dalam suka dan duka



Tengok sekilas bagaimana orang tua kita, apa mereka pernah merasakan senang bersama, tentu saja,
Duka bersama, tentu saja, tetapi apakah hanya sebatas itu mereka bisa bersama-sama selama puluhan tahun ini, saya rasa tidak
Menurutku mereka bisa bersama-sama selama itu tidak hanya atas sekedar ijab kabul pernikahan, ataupun hanya sekedar  cinta indah yang hanya di awal, ataupun komitmen yang sering dibicarakan orang-orang dalam mempertahankan hubungan, entahlah, saya rasa lebih dari itu

Menurutku partner yang pas adalah mereka yang bisa sejiwa dan sepimikiran
Sejiwa bisa berarti mempunyai jiwa, passion, ketertarikan yg sama ataupun lebih dari itu
Demikian juga dengan sepemikiran
ketika jiwa dan pemikiran bisa sejalan, maka banyak yang akan bisa dikerjakan bersama, membangun sebuah impian bersama
Tetapi ketika dua hal di atas kurang pas (baca:berbeda), seenggak-enggaknya mereka masih sama dalam satu hal, cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar