Jumat, 02 September 2016

Ini Kisah Tiga Dara (review)

Film 'Ini Kisah Tiga Dara' merupakan film yang terinspirasi dari sebuah film drama musikal karya Usmar Ismail di tahun 1956 yang berjudul 'Tiga Dara'. Nia Dinata sebagai sutradara dan penulisan skenario bersama Lucky Kuswandi mampu memasukkan sebuah keadaan yang boleh dibilang memang ada dan benar-benar terjadi di masyarakat kita saat ini dengan sangat halus. Mulai dari keadaan sosial sampai ke hubungan lintas generasi dalam keluarga.

Film musikal adalah film yang ada adegan-adegan pemainnya bernyanyi dan menari ketika mengekspresikan emosi karakter-karakternya.

Film ini bercerita tentang kehidupan tiga orang kakak beradik Gendis(Shanty), Ella (Tara Basro) dan Bebe(Tatyana Akman) yang tinggal  bersama Oma mereka(Titiek Puspa).  Sementara ayah mereka sibuk dengan pekerjaannya.

Terasa musikalnya film ini sudah langsung hadir di adegan pertama ketika Gendis, Ella dan Bebe naik taksi untuk pulang ke rumah mereka. Keadaan Jakarta macet yang tidak bisa bergerak padahal rumah sudah dekat. Daaan, mereka pun bernyanyi dan menari untuk mengekspresikan emosi mereka. Dan juga saat Oma merasa bahwa cucu-cucunya ternyata sudah tidak kecil lagi ketika dia melihat koleksi foto saat mereka masih kecil.

Sebelum pindah ke Maumere untuk menjalankan bisnis hotel, kakak beradik ini menggelar dagangannya di rumah mereka. Disitu aku melihat para perempuan mandiri, mengatur bisnis mereka sendiri. Sebuah hal yang lumrah di jaman sekarang. Tapi mungkin saja keadaan sosial itu berbeda ketika film yang aslinya diputar pada tahun 1956.
Di bagian ini karakter Oma yang ingin terbaik untuk cucu-cucunya menurut versinya mulai terlihat. Mungkin sebuah perasaan gengsi atau iri atau apapun itu ketika Oma bercengkrama dengan teman-teman sebaya Oma dan mendengar bahwa cucu mereka ada yang sudah menikah dan menimang anak. Dan keadaan itulah yang menurutku dijadikan Oma menginginkan cucu pertamanya untuk segera menikah.

Akting dari para artisnya sesuai porsinya masing-masing. Dan karakter tokoh-tokohnya pun dapat.

Konflik antar karakter dan kehidupan sosial yang terjadi saat ini mampu diblend oleh sutradara dengan sangat sangat smooth. Misalnya, saat mereka bernyanyi dan menceritakan bahwa tradisi yang ribet ketika orang akan menikah. Lalu ketika Gendis dan Yudha berpapasan di pasar. Melalui percakapan dua tokoh itu, sutradara menggambarkan bagaimana amannya kondisi di Maumere ketika Gendis tidak mengunci mobilnya ketika parkir.  Atau ketika tiga dara ngobrol bersama Oma, lalu mereka pun bernyanyi untuk menggambarkan bagaimana sosok matriarki Oma. Dan banyak lagi. Hal-hal tersebut yang membuatku menilai kalau film ini sangat-sangat bagus.

Terakhir untuk iklan. Porsi iklannya pas menurutku. Sutradara mampu memasukkannya dengan smooth.

Ini kisah tiga dara bisa jadi jawaban untuk orang-orang yang mencari film Indonesia yang bagus.
4,8/5.

Selasa, 24 Mei 2016

Review Film Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara (Menyambut Kesempatan, Menghadapi Tantangan)

(Spoiler alert !!)
.
.
.
.
.

Film ini bercerita tentang kisah Aisyah (diperankan Laudya Cintya Bella), seorang perempuan yang baru lulus kuliah. Aisyah bercita-cita untuk menjadi seorang guru. Kesempatan itu datang ketika sebuah yayasan besar memberikannya kesempatan menjadi guru di suatu daerah Nusa Tenggara Timur.

Mendapat kesempatan itu, Aisyah langsung menanggapinya dengan bersemangat. Dia menceritakan hal tersebut kepada ibunya (Lidya Kandau) kalau dirinya akan pergi ke NTT. Mendengar cerita Aisyah, ibunya tidak setuju. Awalnya ibunya mencoba membujuk Aisyah dengan berbagai cara untuk tidak pergi ke sana, mulai jauhnya antara Jawa Barat dengan NTT dan mayoritas masyarakat di sana yang berbeda dengan di Jawa. Tetapi Aisyah tetap berkeinginan kuat untuk tetap pergi ke NTT dan bilang kepada ibunya kalau dirinya bukan anak kecil lagi. Sampai ibunya bilang kalau keinginan Aisyah untuk ke NTT sebenarnya cuma emosi karena si Aa (Ge Pamungkas) merantau ke Aceh. Meskipun diketahui di akhir cerita kalau ternyata si Aa tidak ke Aceh.

Berat sebenarnya bagi ibunya untuk merelakan anaknya pergi. Ibunya pun bilang kepada Aisyah jika tidak sanggup bertahan di NTT, langsung balik aja ke Jawa. Dan Aisyah pun menjawab ibunya dengan keyakinan kalau dia akan menghadapi tantangan di sana.

Humor serius adalah suatu humor dimana karakter film tidak melucu tetapi mampu membuat penonton ketawa. Di film ini hal tersebut dibawakan oleh Ge dan Arie Kriting (berperan sebagai Pak Pedro) dengan sangat smooth. Misalnya saat Aa dengan gombalan-gombalannya kepada Aisyah. Atau tingkah Pak Pedro ketika diomelin oleh istrinya.

Kembali ke jalan cerita Aisyah. Di NTT, Aisyah tinggal bersama ibu kepala dusun. Sehari-harinya Aisyah juga ditemani muridnya, Siku si anak kepala dusun, untuk mengetahui wilayah-wilaayah di dusun tersebut.

Hari pertama menjadi seorang guru. Aisyah langsung mendapat bermacam-macam tantangan. Setelah mengetahui kalau jarak dusun ke sekolah yang lumayan jauh sekitar 10km dan tidak ada kendaraan untuknya. Seorang muridnya, Loris Defam, memprovokasi teman-temannya untuk tidak masuk kelas. Aisyah pun bingung ada apa dengan murid-muridnya.

Menariknya film ini adalah cara-cara Aisyah untuk melakukan pendekatan kepada murid-muridnya. Dimulai dari Siku, membarengi Siku untuk mengambil air. Dari situ, dia pun mengetahui sebab murid-muridnya tidak masuk kelas. Ketika murid-muridnya akhirnya mau kembali bersekolah, Aisyah juga sering berkumpul dengan murid-muridnya saat jam istirahat. Dia pun akhirnya mengetahui kenapa Loris Defam berbuat seperti itu.

Banyak sekali pesan di film ini. Yang menarik adalah ketika Loris Defam pingsan dan dirawat di rumah sakit. Murid-muridnya pun ikut berjaga di sana, bukan untuk Loris, tetapi untuk menjaga gurunya dari Loris. Di film ini memberi pesan bahwa peran sebuah keluarga untuk membentuk kepribadian anak sangat besar. Aisyah menjelaskan kepada murid-muridnya bahwa cara bersikap Loris seperti itu karena dia tinggal bersama pamannya yang pemarah dan orang tuanya pergi merantau entah kemana.

Kritik untuk film yang disutradarai oleh Herwin Novianto dan diproduksi oleh Film One Production dan sebagian besar film-film Indonesia lainnya adalah lompatan proses dan alur yang menurutku mudah ditebak. Di film ini misalnya, proses pendekatan Aisyah kepada murid-muridnya yang aku nilai melompat. Atau alur cerita saat Aisyah membuatkan dusun tersebut penyuling air karena kekeringan.

Satu lagi adalah iklan. Iklan-iklan di film ini sangat mencolok sekali, kurang mengena akan kualitas produk dannn tidak dilakukan dengan smooth. Film-film Indonesia rasaku masih harus belajar kepada film luar negeri bagaimana memasukkan konten produk ke dalam film. Misalnya di film horor, aku lupa tepatnya entah conjuring atau insidious. Pemeran utama melempar produk apel kroak dan jatuh ke lantai setelah terkejut. Smooth dan kontennya cukup jelas memperlihatkan kalau produk apel kroak itu tahan banting.

Overall, film ini masih hitungan bagus menurutku. 7,5/10.

Selasa, 10 Mei 2016

Refreshing sejenak ke pasar malam

"Kebo ijo singosari
Kebo ijo singosari
Jo maido nggegirisi"

Sambil duduk menunggu temanku yang membeli sebuah jajanan. Aku mendengar suara penyanyi cewek yang diiringi alunan musik keroncong. Begitu nyaman dan menenangkan hati alunan musiknya saat kudengar, mungkin begitu juga dengan orang kebanyakan yang sedang menikmati malam di pasar malam ini. Memang sih lagu tersebut merupakan musik rekaman yang diputar lagi, karena ku merasa ini bukan suara musik 'live'. Dan memang benar, saat ku melihat di panggung tidak ada pemain musik yang tampil di situ. Entah kapan mereka merekamnya, roh ketika mereka memainkan lagu tersebut sangat terasa saat lagu tersebut diputar lagi.

Libur panjang telah usai. Orang kantoran sepertiku, atau mereka yang bekerja di sebuah perusahaan logistik atau semacamnya, minggu ini adalah minggu-minggu saat pekerjaan akan terasa lebih berat. Bagaimana tidak, bertumpuk-tumpuk email tentang laporan keluar masuknya barang mulai Hari Kamis minggu lalu harus dijadikan laporan semuanya minggu ini. Beh. Banyaknya bukan main. Kalau mau ringan, bisa saja aku menyicil semua laporan dari minggu lalu. Tetapi aku memilih untuk menikmati libur panjang tersebut, tidak menyentuh apapun yang berhubungan dengan kantor, bahkan email. Dan konsekuensinya ya yang aku dapatkan sekarang. 

Malam ini pun sebenarnya aku berniat lembur di kantor untuk menyelesaikan laporan-laporan lagi. Aku pun sudah memberi kabar orang di rumah kalau hari ini akan pulang malam. Tetapi ajakan dari sahabat ku sore itu mengubah niat awalku.

"Kriiiing", dering telepon selularku berdering. Dari Meily.

"Ra, ayok wisata kuliner" 
"dimana emang ? kalau bebek goreng, enggak deh, bosen"
"udah lah ikut aja, nemenin aku, ya ya , hehehe, ini menunya banyak lho"
"kemana sih ?"
"ke kuliner tunjungan itu lho"
"di jalan tunjungan ?"
"masak lupa sih, kuliner jajanan tunjungan tiap tahun itu lho, kan tahun ini di east cost"
"oo...."
"yauda oke ya berarti ?"
"bentar-bentar ..."
"urusan kantor ? udah besok lagi, kita refreshing dulu"

Begitu semangatnya Meily mengajakku untuk wisata kuliner dengannya. Dan obrolan singkat di telepon sore itulah yang membuatku sekarang berada di sini. 

Meily adalah sahabatku kuliah satu jurusan dulu. Meily orangnya ketika keluar ke tempat ramai, dia selalu memperhatikan gaya. Dan soal fashion, jangan ditanya, dia selalu update dengan mode yang katanya kekinian. Berbeda denganku, walaupun masih memperhatikan mode ketika akan jalan, tetapi aku jarang update soal fashion.

Makanya saat Meily berada di antrian jajanan, aku memperhatikan fokus mas-mas penjual saat membungkus jajanan tersebut pun teralihkan sejenak ketika dia datang ke situ. Memang sih wajah Indonesianya yang teduh dan keramahan Meily mampu membuat kebanyakan orang betah menatapnya berlama-lama. Busana atasan kaos putih polos dengan bawahan jeans krem serta high heels yang dipakainya sangat menarik perhatian orang-orang saat mereka melewati jalan yang dipisahkan antara stand jajanan dengan bangku tempat makan tersebut. Aku tersenyum kecil saat melihat kejadian barusan. 

"Ting tung"
"Ada satu pesan masuk" tulisan notifikasi di HPku ada di bagian atas layar ketika kunyalakan.

Moodku agak berubah jelek saat kubuka pesan tersebut. Isinya adalah batas pengajuan laporan dimajukan ke Hari Kamis, itu berarti lusa dong. Ah sial pikirku. Mau tidak mau besok harus aku kebut pengerjaan laporan-laporanku. Kenapa harus di saat begini sih muncul pesannya. Kenapa enggak besok aja saat di kantor. Huh. Perlahan kutarik udara di sekitar dari mulutku, kukumpulkan di dalam dada, lalu kuhembuskan keluar pelan lewat hidung. Kupikir lagi tujuanku datang ke pasar malam ini adalah untuk refreshing. Dan aku gak mau kalau saat refreshing harus dipusingkan dengan urusan kantor.

"Oke, besok aku lembur kok mbak, hehehe :D" balasku singkat kepada kepala bagianku. 

Saat aku selesai mematikan HP dan memasukkannya ke tas kecilku. Meily sudah berdiri di depanku. Dan tersenyum simpul saat melihatku yang sedikit kaget.

"Urusan kantor ya, udah, makan-makan dulu kita" 
"Yuk, hehe" balasku dengan senyum sambil berdiri dari kursi tempatku duduk.

Cukup lama juga ternyata fokusku teralihkan dengan urusan kantor, setara dengan Meily menunggu antrian lah. Lima menitan ternyata. Saat ku mulai bergerak, lagu yang diputar sudah berganti. Kali ini aku tau liriknya, karena lagu yang dibawakan merupakan salah satu band Indonesia favoritku yang dinyanyikan dengan versi keroncong. Naif.

"Kuu pernah punya mobil balap sendiri, yang bisa ngebut di jalanan tiap hari"

Rutinitas yang asyik di pasar malam

Tanggal 15 terasa begitu lama. Iya begitu lama buatku yang saat ini hanya mengantongi uang sebesar 100 ribu rupiah untuk menjalani 5 hari ke depan. Kemarin motorku harus dibawa ke bengkel karena ada kerusakan di bagian rantai. Dan saat itu aku harus memprioritaskan perbaikan motor karena tanpa motor, aku enggak bisa kemana-mana. Sebenarnya kesalahanku juga ketika motorku tiba-tiba rusak. Padahal kalau aku ganti dari kemarin-kemarin, kerusakannya tidak akan merembet ke bagian lainnya.

"Kriinngg" suara hpku berbunyi, dari seorang teman lama ku yang sekarang tinggal di luar kota.
"Halo Ran" jawabku ketika mengarahkan hp ke telingaku
"Nas, aku besok mampir ke kos mu yo"
"Onok opo ke sini"
"Yo mampir ae, hari ini dari madura aku, ada sodara menikah soalnya"
"Owala, yowes kesini ae lho, tapi datengnya ojok sore-sore tapi, budal kerjo soale"
"Woke, pagi berarti yo"
"Siap bos"

Randi adalah teman SMA ku. Aku dan dia dikenal akrab. Bahkan dulu aku dan Randi sempat diguyoni pasangan homo karena kedekatan yang seperti orang pacaran. Saat ini dia sudah menetap di kota tetangga, Sidoarjo. Ketika sudah menikah, intensitas pertemuan ku dengan Randi pun berkurang. Bahkan pertemuan terakhir ku dengannya hampir setahun yang lalu. Tetapi kami masih sering memberi kabar.

Nah ketika dia besok datang. Aku sebenarnya pusing, akan kujamu seperti apa temanku besok. Kalau diajak jalan-jalan, pengeluaran tambahan jelas ada, bensin dan makan minimal. Dulu, ketika aku berkunjung ke tempat Randi, pasti dia akan menjamu dengan istimewa. Begitu juga denganku.

Kupegang sebuah gayung yang ada di kamar mandi. Ketika tangan kuarahkan ke bak mandi lalu gayung bersinggungan dengan air, secepat itu pula air menggantikan ruang udara yang ada di gayung. Pyak. Begitulah kira-kira suara air bak mandi saat otot tanganku mengerahkan tenaga untuk mengangkat gayung yang sudah berisi air. Dan byur. Air membuat badanku basah. Sambil menyirami tubuhku pagi itu, aku pun berpikir tentang strategi 5 hari ke depan. Saat ini aku berpikir untuk puasa, iya, puasa untuk menghemat pengeluaranku.

Di kota ini, matahari masih belum menurunkan radiasi panasnya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Aku mengambil seragam kerja dari tumpukan baju yang tertata rapi. Seragamku berupa celemek berwarna merah dan topi merah khas dokter bedah yang sedang melakukan operasi. Setelah memasukkannya ke tas dan bersiap berangkat. Aku menikmati sebatang tembakau bakar dulu yang kukeluarkan dari kantong celanaku. Kebiasaan yang kulakukan sebelum berangkat kerja.

Hari ini merupakan hari ke delapan sejak pasar malam tahunan ini dibuka oleh walikota kota ini. Pembukaan yang sangat wah kurasa karena kembang api untuk pembukaan tersebut sangat lama, sekitar setengah jam nonstop ! Antusiasme pengunjung sangat tinggi untuk datang ke wilayah timur kota ini malam itu. Stand jajanan yang kujaga pun kecipratan rejeki dari antuasiasme pengunjung. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pengunjung yang antri untuk menikmati jajanan di sini.

Lima hari pertama merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga yang sangat ekstra. Dua orang yang berjaga di stand jajanan ini yaitu aku dan teman kerjaku, Romi, dibuat mondar mandir ke depan ke belakang oleh banyaknya orderan dari pengunjung. Mulai dari memasukkan singkong mentah yang telah diberi bumbu racikan khusus ke minyak panas di penggorengan. Membolak-balik singkong di minyak panas. Meniriskannya ke tempat tirisan. Mendengarkan dengan baik pesanan pengunjung. Sampai membungkusnya dan memberikan ke pengunjung dengan senyuman. Karena order yang begitu banyak. Tak jarang, aku atau Romi, pergi sebentar meninggalkan stand untuk mengambil singkong mentah dari mobil.

Dua hari berikutnya. Pengunjung yang datang tidak seramai seperti lima hari pertama. Dan pekerjaanku menjadi lebih santai. Memang lima hari pertama merupakan long weekend sehingga orang-orang kota ini banyak yang mengunjungi pasar malam. Padat sekali yang harus dikerjakan dalam 5 jam aku jaga.

Malam ini pun, jam 6 sore pengunjung sudah banyak yang datang. Meskipun tidak seramai lima hari pertama. Dan stand singkong ini tetap banyak orderannya. Keadaan yang cukup santai ini membuatku bisa menikmati alunan musik yang diputar. Para penggambar yang berada di sebelah stand singkong ini terkadang mengeluarkan celetukan untuk stand ini. Terkadang juga aku atau Romi diguyoni mas-mas tersebut.

Sesekali, aku atau Romi pergi keluar stand untuk menghisap tembakau bakar. Kali ini giliranku untuk bersantai sejenak.

"Deloken ta, Koncomu iku kerjo, kon kok malah rokokan i" guyon salah satu mas penggambar dengan suara yang ditinggikan.
"Ambekan disik mas" jawabku disambut ketawa Romi.

Ketika aku kembali ke stand, musik pun berganti ke musik live. Aku mendengar lagu yang tak asing di telinga. Lagunya naif, mobil balap. Dan saat ku melangkahkan kakiku menuju stand, aku melihat Romi mencuri pandang ke salah satu pengunjung yang telah membeli jajanan singkong di sini. Gadis jelita berbaju putih, rambutnya dikuncir dua. Beruntung sekali Romi.

Sambil mengenakan seragam celemek dan topi dokter bedah untuk kembali bekerja. Aku sempat kepikiran,  tempatku bekerja di pasar malam ini sangat nyaman. Banyak sekali pengunjung cantik berlalu lalang, lumayan lah cuci mata sambil kerja. Belum lagi sambil menikmati lagu-lagu yang enak didengar. Dan aku berpikir kembali. Uang seratus ribu rupiah untuk lima hari ke depan bukanlah sesuatu yang harus dijadikan pikiran yang berlebihan.

Sreeng. Suara singkong mentah masuk ke penggorengan.

Rabu, 06 April 2016

Prison school, surga atau penjara ?

Kali ini aku akan membahas sebuah komik yang aku ikuti belakangan ini, Kangoku Gakuen. Kangoku gakuen (prison school) adalah sebuah karya komik dari mangaka bernama Hiramoto Akira. Komik ini bercerita tentang kisah lima orang murid laki-laki baru di salah satu SMA di Jepang.

Hachimitsu private academy adalah salah satu SMA khusus cewek yang ada di Jepang. Dan sekolah ini mempunyai asrama. Tahun ini kebijakan sekolah tersebut diubah, sehingga murid cowok pun bisa masuk ke sekolah tersebut. Adalah Kiyoshi beserta empat orang temannya, Gakuto, Shingo, Jouji dan Andre, beruntung bisa masuk sebagai murid-murid cowok pertama di sekolah tersebut. Kebayangkan murid cowok yang sedikit, dikelilingi banyak murid cewek satu sekolahan :))

Komik ini bergenre komedi, kehidupan sekolah, echi, roman, dewasa dan tentunya harem. Hal-hal komedi di komik ini lebih banyak bercerita tentang kesalapahaman antar tokohnya. Misalnya, saat adegan Kiyoshi dan Gakuto mandi bersama. Shingo mengira mereka berdua adalah pasangan homoseks Karena sebelumnya Shingo tidak sengaja mendengar percakapan serius mereka berdua. Begitulah salah satu adegan konyol di komik ini.

Naluri mereka sebagai lelaki pun diuji di sini. Ketika malam tiba, mereka berempat kecuali Kiyoshi berniat untuk mengintip ke kamar ganti cewek. Kiyoshi awalnya tidak setuju dengan ide tersebut, tetapi akhirnya dia terpaksa melakukannya karena hpnya tak sengaja jatuh ke kamar ganti cewek.

Konflik lain di komik ini menceritakan OSIS bayangan yang tidak suka dengan ide murid cowok. Underground student council yang diketuai Mari tidak setuju dengan ide murid cowok di sekolahnya. Kiyoshi dkk pun harus melawan teror dari OSIS bayangan tersebut. Sampai akhirnya mereka harus mendapat hukuman karena dijebak oleh Mari cs.

Hukuman tersebut adalah berupa penjara yang terletak di tengah-tengah halaman sekolah. Di sinilah persahabatan kiyoshi dkk menjadi akrab. Dan merupakan inti dari komik tersebut.

Kamis, 17 Maret 2016

Wacana ke Lombok #1 - iklan rokok

Semua itu dimulai dari sebuah iklan di televisi. "My life my adventure" begitulah kira-kira bunyi sebuah iklan rokok tersebut. Tetapi yang membuat mereka begitu ingin ke Pulau Lombok bukanlah quote dari iklan tersebut. Melainkan sebuah panorama yang sangat indah sekali dari pantai-pantai dan Gunung Rinjani yang ada di pulau tersebut. Sejak saat itu, rencana untuk melakukan perjalanan ke sana pun mereka cari.

"Jadi kita punya tiga opsi nih buat ke pulau Lombok" kata seorang yang bertubuh kurus tinggi memulai obrolan sepulang dari kuliah.

"Apa aja ?". Sahut seorang berkaca mata yang postur tubuhnya agak berisi sedikit.

"Pertama, kita naik pesawat ke sana, lalu jalan-jalan, terus ndaki seperti biasa, lalu pulang. Kedua, kita berangkat lewat jalur darat, ya motoran sendiri, atau sewa mobil, kan Adit bisa nyetir mobil. Ketiga, kita ngikut travel agent, pulang pergi tinggal nyantai"

"Cuk, itu sih bukan tiga opsi, tapi dua, ngikut travel atau berangkat sendiri"
"Sebentar-sebentar, aku malas kalau harus nyetir mobil terus dari Surabaya ke Lombok, gendeng" seorang bertubuh gendut menginterupsi obrolan dua orang tersebut. "Lagian perjalanan darat itu makan waktu dua hari lho" tambahnya sambil menyeruput kopi sachet yang barusan dibuat tadi.

"Lah kan cuma kamu Dit yang bisa nyetir"

"Ya enggak lah Mal, ebesku juga bisa nyetir"

"Kamu mau ngajak ebesmu juga? Gila"

"Cuk, ya enggak lah, gendeng"

"Terus sapa yang nyetir"

"Mboh lah"

"Hahahahahah" suara tawa keluar dari pemuda berkaca mata. "Yauda kalo gitu aku aja yang nyetir, yakopo?" Dengan logat yang medok kata "yakopo" terasa geli didengar oleh kuping Orang Surabaya.

"Gendeng kon Cur, bisa-bisa kita masuk jurang pakk"

Langit sore menjelang magrib saat itu begitu indah. Biru kemerah-merahan, ditambah dengan mendung tipis-tipis yang membuat suasana sore itu romantis. Asap putih dari tembakau bakar yang terbang ke atas pun menambah indah suasana, bagi yang menganggapnya indah.

Di kos-kosan lantai dua. Obrolan mereka bertiga sore itu berputar tidak jauh dari Pulau Lombok. Mulai dari apa saja yang ada di sana. Cara pergi ke sana, sampai kenapa pulau itu dinamakan pulau Lombok. Apakah di sana banyak tanaman lombok atau tidak.

Obrolan mereka seolah tidak memperlihatkan kegelisahan para mahasiswa yang akan menghadapi ujian akhir semester (UAS). Seminggu lagi memang akan ada UAS. Bukan buku diktat atau slide power point yang mereka baca menjelang UAS. Tetapi segala hal yang berhubungan tentang sebuah pulau yang terletak di Indonesia bagian tengah. Lombok !

Senin, 08 Februari 2016

Tempat persinggahan sementara

"Di bandara 1 atau 2 mas ?" Tanya si supir
"Wah dimana ya, aku juga gk tahu e pak, hehe"
"Wah, masnya naik pesawat apa ?"
"Citilink Pak"
"Oh berarti di bandara 2 itu"
"Ooh"

Aku berangkat dari Gresik menuju Surabaya naik taxi. Aku berangkat 2 jam dari gresik sebelum penerbangan keberangkatan. Sebenarnya aku tidak tahu pesawatku akan terbang dari bandara mana ketika ditanya oleh sopir taxi. Dan waktu itu pun aku juga baru tahu kalau waktu 2 jam sangatlah mepet untuk sebuah penerbangan pesawat jika berangkat dari Gresik.

Suasana di Terminal 2 Juanda pagi itu lumayan sepi. Mungkin karena bandara ini memang baru beroperasi. Bandaranya memang besar dan tertib. Ketika pertama kali datang ke sini memang nyaman dan bersih. Bandara ini memang ditujukan untuk penerbangan internasional.

Aku berjalan masuk ke bandara. Saat itu adalah pertama kali aku naik pesawat. Hal yang aku tuju pertama kali adalah loket maskapai penerbangan terkait. Hahaha. Setelah bertanya-tanya ke pegawai loket, aku pun menuju ke tempat untuk menaruh barang ke bagasi. Aku pun mengeluarkan KTP dan menunjukkan kode booking tiket ke petugas.

Ada waktu sekitar 15 menit untuk bersantai setelah memasukkan barang yang perlu dimasukkan ke bagasi pesawat. Aku memilih keluar ruangan untuk mencari "udara". Di luar ruangan bandara yang ber-AC, pagi itu terasa panas. Memandangi langit luar yang biru membuatku nyaman. Aku melihat suasana orang-orang yang beraktifitas di Bandara. Banyak yang berseliweran untuk menuju tujuan masing-masing. Entah kemana tujuan mereka, bandara merupakan tempat persinggahan sementara untuk meneruskan perjalanan.

Ketika waktu 15 menitku habis, aku menuju ruang tunggu pesawat. Di tempat itulah aku menunggu untuk naik pesawat. Singgah sebentar untuk menuju tempat tujuanku.

Minggu, 07 Februari 2016

Reuni

Hujan sore ini mengguyur rata seluruh daerah di Kota Surabaya. Aku tahu karena habis hujan-hujanan dari timur ke barat kota. Hujan yang sama derasnya dengan lima hari berturut-turut ini pun reda ketika petang tiba.
Magrib itu pun aku berangkat dari rumah menuju ke rumah temanku. Rencananya kami akan bersama-sama datang ke acara reuni SMP kami.

Sudah sepuluh tahun kami telah lulus dari SMP Negeri 16 Surabaya. SMP yang terletak di jalan Bogangin Surabaya tersebut menjadi tempat sekolah kami. Banyak pelajaran, kejadian konyol, dan momen-momen lainnya yang terekam selama bersekolah di sana.

Sebenarnya diadakannya acara reuni ini adalah ya kumpul-kumpul. Bertemu kembali dengan teman2 lama yang mungkin sudah jarang bertemu. Ngobrol sana sini, bercerita tentang kejadian waktu sekolah dulu. Ataupun menanyakan kabar teman sahabat lama.

Bertemu mereka rasanya mengulang kembali memori jaman SMP dulu. Apalagi banyak juga guru yang diundang datang di acara tersebut. Rasa 'pangling' pun juga muncul ketika melihat teman2 saat ini. Ada yang sudah punya anak, ada yang sudah nikah, yang mau nikah, ataupun yang masih jomblo2 aja. Hahaha.

Ajang reuni ini disamping momen untuk mengenang masa sekolah. Juga sebagai ajang mendekatkan kembali teman lama. Karena banyak juga teman2 yang saat ini bertempat tinggal di luar Kota Surabaya.

Ada rasa senang bertemu teman2 lagi. Rasanya seperti waktu diputar kembali ke sepuluh tahun yang lalu. Waktu ketika masih mengenakan seragam putih biru. Ya, mengasyikkan.

Selasa, 02 Februari 2016

Mengklakson disaat yang tepat

Ada perasaan mangkel ketika aku berhenti di lampu merah kemudian lampu berubah menjadi hijau menandakan kendaraan harus jalan. Rasa mangkel karena ada pengendara di belakang yang dengan tidak sabarnya terus-menerus mengklakson kita dengan kerasnya yang ada di depan. Seolah-olah kita tak tahu apa yang akan dilakukan saat lampu hijau.

Terkadang aku juga ingin mengklakson orang yg ada di depanku. Tetapi setelah kupikir2 untuk apa? Toh mereka yang di depanku juga akan jalan.

Klakson sebenarnya adalah berupa terompet yang dibunyikan dengan listrik pada kendaraan bermotor yang digunakan sebagai tanda peringatan akan keberadaan kendaraan tersebut, pengertian menurut KBBI.

Sebagai contoh, ketika kita sedang enak-enaknya di tengah jalan dengan kecepatan tinggi. Lalu di depan kita ada pengendara yang mau masuk ke jalan. Kita yang gak mungkin mengerem mendadak, harus membunyikan klakson sebagai tanda peringatan agar tidak terjadi tabrakan. Menurutku, mengklakson di sini tepat karena memperingatkan pengendara lain untuk waspasa terhadap pengendara yang sedang melaju.

Tetapi terkadang masih ada orang yang belum paham itu. Misalnya saat jalanan macet. Orang tentu tahu kalau di depan jalanan sedang macet. Tidak mungkin berjalan cepat. Ada orang yang dengan keras dan terus menerusnya menekan klakson kendaraannya. Fungsi dari mengklakson pun kurasa tidak pas saat dilakukan di kondisi seperti itu. Yang ada malah menimbulkan rasa kesal terhadap pengendara lain.

Mengklakson sendiri merupakan tindakan peringatan terhadap pengguna jalan lain. Hal ini dilakukan agar pengguna jalan lain waspada. Tetapi mengklakson yang bukan pada tempatnya biasanya akan menimbulkan suatu perasaan kesal terhadap orang yang mengklakson. Sudahkah kita mengklakson dengan tepat ?

Jumat, 29 Januari 2016

Taman kota, hiburan alternatif Warga Surabaya ?

Saat aku kecil, ayahku pernah mengajakku ke balai Kota Surabaya. Menikmati suasana taman. Bermain-main. Ataupun menikmati jajan yang telah dibawa dari rumah. Tetapi saat ini, taman di balai kota sudah ditutup untuk umum, barangkali faktor kebersihan menjadi pertimbangan ditutupnya taman yang terletak persis di depan gedung balai kota.

Menurut Laurie, taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan. Taman biasanya ditanami dengan aneka macam tumbuh-tumbuhan, seperti pohon-pohon dan bunga-bunga. Ada juga taman yang dibangun sebuah monumen untuk mengenang sebuah peristiwa bersejarah atau seorang tokoh.

Di Surabaya sendiri sudah banyak taman. Seperti taman bungkul yang terletak di jalan raya darmo. Taman apsari yang terletak di depan grahadi. Taman mundu yang terletak di depan gelora sepuluh nopember. Taman pelangi di bunderan dolog. Dan banyak lagi taman-taman kota lainnya.

Warga Surabaya biasanya mengunjungi taman-taman tersebut. Entah untuk menikmati suasana taman atau foto-foto selfie ataupun kegiatan lainnya. Para pedagang pun punya cara tersendiri untuk menyikapi sebuah taman kota. Seperti contoh di Bungkul, malam hari adalah waktu yang cocok untuk menawarkan dagangan mereka.

Namun ada juga orang-orang yang kurang peduli akan sebuah kebersihan dari taman kota mereka sendiri. Gelas-gelas plastik atau bungkus makanan yang dibeli dari pedagang biasanya mereka geletakkan begitu saja di tempat. Seolah-olah membeli makan di warung. Tidak ada upaya untuk membuangnya ke tempat sampah. Padahal tempat sampah sendiri sudah cukup banyak disediakan.

Hal-hal tersebutlah yang terkadang membuat taman kota terlihat kotor. Walaupun memang ada petugas kebersihan untuk membersihkan taman.

Tetapi alangkah baik ketika sampah yang mereka hasilkan, mereka buang sendiri. Hal ini tentu akan berdampak kepada pengunjung lain yang datang. Mereka akan senang melihat sebuah taman yang bersih dan akan sungkan untuk mengotorinya. Dengan begitu, mewujudkan taman kota yang menimbulkan kesenangan dan kenyamanan tidak susah bukan ?

Saya melihat, taman kota memang sebuah hiburan tersendiri bagi warga Surabaya. Ketika sebuah hiburan hanya berkutat pada mall, cafe, wahana bermain berbayar, ataupun pantai.

Selasa, 26 Januari 2016

Pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan yang merata di Indonesia

Manusia semakin dituntut oleh alam untuk berinovasi dalam hal penggunaan energi. Sudah banyak dampak negatif dari penggunaan energi konvensional.

ENERGI BARU TERBARUKAN

Sadar akan menipisnya sumber daya alam seperti batu bara, minyak dan gas bumi. Dan dampak-dampak negatif lainnya dari energi-energi tersebut. Semua masyarakat dunia berperan serta meneliti sebuah cara baru dalam menghasilkan energi baru. Berbagai sumber energi baru dan cara mengolahnya pun mulai dikembangkan.

Mulai dari solar cell. Energi panas bumi. Energi arus bawah laut. Energi angin. Dan berbagai jenis sumber energi lainnya terus dikembangkan manusia.

Sumber-sumber energi baru inilah yang bisa digunakan sebagai cara untuk mengurangi dampak negatif dari energi konvensional. Konferensi di Paris juga mendukung upaya pengurangan dampak dari penggunaan energi konvensional. Selain itu, penggunaan energi baru terbarukan juga bisa mendukung upaya pembangunan berkelanjutan.

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Suatu daerah/negara pasti mempunyai suatu sumber daya alam. Apapun itu. Dengan mengetahui suatu potensi sumber daya alam di daerah tersebut. Teknologi yang dipakai harusnya bersinergi dengan alam di daerah tersebut.

Dan mengapa harus dengan pembangunan berkelanjutan ? Karena jika tetap menerapkan suatu cara lama dalam membangun suatu daerah, seperti eksplorasi minyak bumi atau membangun sebuah pabrik2 yang menghabisi ruang terbuka hijau. Ataupun menghabisi ruang terbuka di daerah pantai seperti mangrove dan coral. Maka bisa dipastikan pembangunan tersebut akan menambah dampak dari perubahan iklim.

PEMERATAAN KESEJAHTERAAN DI INDONESIA

Indonesia secara kondisi alam mempunyai kondisi yang sangat beragam. Seperti daerah pegunungan di Sumatra. Lahan yang subur di Jawa. Lahan gambut di Kalimantan. Kepulauan kecil-kecil yang ada di Nusa tenggara. Perairan yang kaya di kepulauan Maluku. Dan pegunungan es dan kondisi alam yang indah di Papua.

Hal ini menjadi sebuah keunikan tersendiri untuk mengolah kondisi alam tersebut dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Bagaimana sebuah daerah bisa berkembang sesuai dengan potensi-potensinya.

Sebagai contoh, di suatu pulau daerah Sulawesi utara. Di mana sebuah listrik hanya akan menyala karena ada kapal pengangkut solar yang singgah di daerah tersebut. Kemudian Ada sebuah pembangkit tenaga surya. Dimana orang-orangnya bisa menikmati listrik dengan harga murah yaitu 6000 rupiah per bulannya.

Dari sumber berita yang aku baca. Masyarakat daerah tersebut tidak lagi menggantungkan solar sebagai kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini tentu akan berdampak terhadap pengeluaran masyarakat daerah tersebut. Dari sisi pengeluaran, hal tersebut bisa membantu pengurangan pengeluaran masyarakat daerah tersebut. Karena memang mayoritas masyarakat daerah tersebut berprofesi sebagai nelayan. Energi baru tersebut mampu membantu nelayan untuk menyediakan es untuk nelayan. Pendidikan, kesehatan dan akses informasi dan aspek-aspek lainnya juga akan bisa berkembang.

Itu adalah salah satu contoh dari sebuah pembangunan berkelanjutan yang ada di Indonesia. Bila kita melihat keberagaman kondisi di sini. Kita juga harus melihat pembangunan apa yang seharusnya cocok di setiap-setiap daerah negara ini. Tidak semua bisa disamaratakan. Kreatifitas orang-orang kita harus mampu berpikir untuk hal tersebut. Sehingga ide dari konsep keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa terwujud.

Minggu, 24 Januari 2016

Wisata malam dan keamanan di Surabaya

Berkendara tengah malam memang harus dilakukan dengan berhati-hati. Karena jam-jam tersebut memang jam rawan terjadi kejahatan. Banyak suatu kejadian tak enak terjadi. Mulai dari penjambretan, penodongan, perampasan kendaraan bermotor seacara paksa dan berbagai tindakan kriminal lainnya.

Surabaya malam hari
Kota Surabaya sudah semakin cantik ketika malam hari. Hal ini karena pengaruh dari lampu-lampu kota, taman-taman yang bersih, ruang publik yang semakin banyak dan kebersihan kota yang juga diperhatikan. Hal ini menjadi hiburan alternatif malam tersendiri bagi warga Kota Surabaya.

Berkembangnya spot foto mulai dari foto spot tempat bersejarah sampai taman-taman kota menjadi hal yang menjamur tahun-tahun ini. kuliner tengah malam, ataupun sekedar menikmati suasana malam hari di Surabaya menjadi hal yang lumrah. Hal ini juga menunjukkan bahwa tingkat keamanan di jalan raya di Surabaya saat malam hari terlihat aman. Tapi apakah semua jalan raya di Surabaya saat malam hari aman ?

Keamanan di jalan raya
Spot foto populer, taman-taman atau tempat kuliner populer biasanya terletak di jalan raya yang lumayan besar. Maka kemungkinan kejahatan di tempat2 tersebut kecil. Hal yang berbeda ketika kita melewati daerah yang  sepi dan minim penerangan. Kita harus hati-hati mlewati jalan tersebut. Titik-titik rawan bisa ditandai. Biasanya ada polisi yang berkeliling di daerah tersebut. Kewaspadaan memang harus ditingkatkan di daerah tersebut, atau untuk amannya sih tidak usah lewat jalan tersebut. Memutar arah atau memilih rute yg jauh, lebih baik untuk keselamatan.

Selasa, 19 Januari 2016

Ketika alayers menyerang

"Tahapan orang di Indonesia itu ada 4. Anak-anak -> Remaja -> alay -> lalu dewasa." Katanya mas Raditya Dika sih gitu ketika stand up beberapa tahun lalu. Apa benar ?

Apa sih alay itu ?
Menurut kbbi, hmm, bahkan kbbi pun ogah mengartikan kata alay, hmm

FENOMENA SELFIE DI TAMAN BUNGA

Tahun 2015, tercatat sebagai tahunnya kaum alay(berdasar pengamatan fesbuk). Sebuah taman bunga di daerah Jogja(kalau gk salah) menjadi korban kaum alayers. Alayers cewek menjadi korban bully orang-orang sejagad dunia maya Indonesia setelah dengan bangganya mengupload foto menginjak bunga-bunga yang ada di taman tersebut.

"Aku kan udah bayar 10ribu rupiah untuk masuk taman ini, ya boleh dong aku nginjek-nginjek tamannya." Tulis gadis itu di akun sosmednya.

Hal tersebut spontan mengundang reaksi netizen. Berawal dari sebuah share screenshot salah satu orang, viral pun menyebar. Kata-kata (bijak) pun keluar dari netizen.

Masih di kota yang sama, Jogja. Pernah tahu tempat kaliurang ? Disitu ada sebuah taman lampion. Taman ini baru dibuka pada Desember 2015 lalu. Tempat tersebut memang ditujukan  bagi mereka yang ingin wisata sambil berfoto selfie. Tempat yang bagus memang, tapi semua berubah sejak negara api menyerang. Ups(sejak alayers menyerang). Para alayers dengan (ke)tidak tahu(an) (diri)nya berselfie ria di tengah-tengah taman bunga buatan yang dialiri arus listrik.

"Mugo-mugo ae kesetrum" ujar seorang netizen melihat fenomena tersebut.

SELFIE SAAT LAMPU MERAH

Masih ingat seorang pengendara sepeda ontel yang menghadang konvoy harley davidson ?
Menurut pengendara sepeda, Konvoy HD tersebut salah, karena melanggar lampu merah saat konvoynya.
Dari pengamatan(asal-asalan)ku. Dari situ lah cikal bakal orang selfie di lampu merah. Awalnya satu orang foto selfie di lampu merah dengan tiduran di tengah jalan. Tujuannya baik, mengingatkan pengendara bermotor untuk taat terhadap peraturan lalu lintas. Tetapi....
Lama kelamaan tujuan dari selfie ini pun bergeser. Para alayers pun menyerang spot-spot lampu merah. Berbagai macam ide kreatif mereka tunjukkan. Tapi ya itu, aku liat selfie tersebut hanya ditujukan sebagai ajang foto-foto biar dianggap kekinian. Sebatas itu. Bahkan tak jarang membuat pengendara bermotor kesal. Kzl. 😧

ALAYERS SEBELUM ERA SMARTPHONE

Pernah tau ada corat-coret di sebuah batu, tembok-tembok wisata ataupun tempat-tempat umum lainnya ?
Dulu sebelum smartphone menjadi pegangan wajib umat manusia modern. Alayers sudah merekam jejak alay mereka lewat vandalisme yang mereka buat.
"Ben was here..."
"Herp ♡ Derp ..."
"17 Januari 200x ... "
Dan hal-hal kreatif lain yang bukan pada tempatnya.

Sebenarnya banyak juga sih fenomena alay di tahun 2015 jika kita merunut dari bulan Januari ke Desember. Fenomena-fenomena tersebut mungkin bisa jadi sebuah bahan sebuah karya tulis, skripsi, ataupun tesis bagi mereka yang ingin menganalisisnya lebih lanjut.

Akupun sempat menyaksikan serangan alayers secara langsung ketika mengunjungi monumen suro dan boyo. Dengan pedenya, mereka berfoto selfie tanpa tahu aturan. Memanjat-manjat monumen, lalu say chas, say chiss, ckrik ckrik, asu lah kupikir.

Biasanya sih alayers adalah anak muda. Anak muda yang menuju proses dewasa. Biasanya alayers ini ingin "tampil beda" diantara teman-teman sepergaulannya. Biasanya sih mereka ini bersikap berelebihan, terlebih lagi tanpa mengetahui seperangkat aturan/etika yang telah disepakati masyarakat. Sisi kreatif memang bagus, tetapi ketika berlebihan dan kurang akan pemahaman aturan/etika. Jadinya ya norak, kampungan, alay.

Jika alay adalah sebuah cara bersikap dalam suatu hal, maka usia berapapun, manusia sebenarnya masih bisa alay. Usia berapapun sebenarnya tidak menutup kemungkinan untuk alay.
Hal ini bisa diliat dari sebuah aksi orang-orang yang foto selfie saat/pasca kejadian teror Jakarta kemarin. Bingung sebenarnya untuk menuliskan sebuah aksi orang-orang itu sebagai apa. Nilai sendiri...

Tapi dari tempat entah dimana di negeri ini, alayers lainnya mungkin iri melihat orang-orang itu. Merencanakan pose apa yang akan mereka ambil saat kejadian serupa berulang kemudian mengunggahnya di media sosial. Tidak lupa dengan sebuah tagar kamitidaktakut
Duar !

Siraman Rohani di lampu merah

Siang itu, aku berhenti di lampu merah salah satu perempatan besar kota ini
Hati ini mendadak adem karena siraman rohani dari toa dekat situ, tapi ada yg aneh, toa itu bukan berasal dari tempat ibadah, tetapi toa lampu merah
Ya, Toa lampu merah yang biasanya meneriakkan himbauan lalu lintas
berubah jadi siraman rohani.

Aku tidak mempermasalahkan masalah siraman rohani tersebut jika diserukan dari tempat ibadah sekitar situ.
Tetapi siraman rohani yang datang dari toa di lampu merah ?

Ah, Makin relijius aja kota ini :D

Minggu, 17 Januari 2016

Warkop yang ramai

Riuhnya suasana warung kopi ini begitu enak.
Menikmati kopi sambil mendengarkan live musik.
Ketika hujan yang tadinya deras berhenti.
Musik di sini masih menghibur pengunjungnya.

Minggu, 10 Januari 2016

Memulai Perjalanan ke Jantung Hutan Indonesia

Malam itu di akhir Februari, aku sangat kegirangan. Bukan karena aku akan mendapat uang satu milyar rupiah, atau mendapat pacar yg sangat cantik dan baik, atau pergi melanjutkan studi ke suatu negeri di Eropa Utara. Tetapi karena besoknya, aku akan bertugas ke sebuah pulau di utara Jawa, Kalimantan. Aku akan memasuki wilayah sebuah wilayah pedalaman di Kalimantan. Melihat dengan langsung, bagaimana putaran roda ekonomi bisa bermula dari sebuah pedalaman hutan.

Borneo, begitulah orang-orang bangsa Eropa menyebut pulau tersebut. Karena dulu di sana banyak sekali pohon Borneol. Yg katanya, pohon tersebut mengandung zat terpetin, semacam bahan untuk antiseptik atau kamper.

Banyak sekali cerita tentang Pulau Kalimantan. Mulai dari cerita mistisnya sampai gadis-gadis di sana yang sangat cantik. Cerita mistis klasik tentang Kalimantan, tentu saja cerita alat kelamin pria yang bisa hilang, wew. Cerita tersebut memang bisa jadi benar adanya. Tetapi aku menanggapi bahwa, cerita tersebut memang sengaja dibuat untuk menghormati suatu adat yang ada di daerah tersebut.

Aku memang suka bertualang. Barangkali aku salah satu diantara orang2 yang beruntung, bisa bekerja sesuai passionku, bertualang. Bertualang memang memberi kita sebuah pengalaman baru, pengalaman langsung kurasa. Menjelajah tempat-tempat baru memang memberi rasa senang, tentang bagaimana tempat itu, orang-orangnya, kehidupan di sana, budaya setempat, gadis-gadis lokal, tentang sebuah tempat eksotis yang ada di Indonesia.

Paginya, aku bersiap berangkat ke pulau Kalimantan. Taxi yang kutelepon pun sudah datang. Barang-barang pribadi dan perlengkapan kerja pun masuk taxi. Seberangkatnya aku menuju bandara Juanda. Sambil menghabiskan sebatang rokok, aku membayangkan petualangan apa saja saat di Kalimantan nantinya.

Akhirnya taxi pun sampai di bandara Juanda. Akupun melihat kode booking yang tertera pada HPku, menuju loket pemeriksaan, memasukkan barang-barang ke dalam bagasi pesawat. Tidak lama kemudian, petugas bandara memanggil penumpang pesawat dari SUB-BPN untuk bersiap naik ke pesawat. Akhirnya aku duduk, bersiap untuk memulai sebuah petualangan baru di pulau seberang, Kalimantan. 

Senin, 04 Januari 2016

Dari sudut warung, menikmati hujan

Hujan. Sebuah kata yang wow kukira. Berbagai macam karya sudah terinspirasi dari fenomena alam tersebut. Sebut saja puisi, berapa banyak puisi yang sudah dibuat oleh orang dengan beribu macam gaya dan penulisannya. Belum lagi lagu, mulai dari lagu rock, mellow, akustik, keroncong dan aliran musik lainnya yang bertemakan hujan. Ataupun karya-karya yang lain yang terinspirasi atau bertemakan kata tersebut, hujan.

Di sudut warung kopi ini, hujan turun deras sekali. Banjir pun menghiasi halaman warung. Sepeda motor yang diparkirpun tidak luput dari serangan hujan.

Tidak terasa kopi susu yang kupesan tadi sudah habis. Hujan masih belum juga reda. Sepertinya langit masih mengizinkan air terus mengguyur kota ini. Menghapus dosa. Menghapus polusi yang diciptakan oleh manusia melalui kereta-kereta besinya.

Air turun
Pengendara-pengendara bertudung
Lampu-lampu jalan menyala

Begitulah kira-kira suasana hujan yang kurasakan malam ini.

Sabtu, 02 Januari 2016

Revolusi Kasur

Hari ini adalah minggu pertama di tahun 2016, wow (biasa aja keleus).
Gaya gravitasi tempat tidurku rasanya bertambah 100 kali lipat Ketika jam digital hp menunjukkan pukul 6 pagi. Berat boss, mata inipun rasanya ingin kembali ke alam tidur yang menenangkan.

Memang tidur pagi itu rasanya sangat nyaman, terlebih di hari minggu. Bagi mereka yang bekerja dari senin sampai sabtu, tidur pagi di hari bisa jadi merupakan semacam privilages yang hanya bisa didapatkan seminggu sekali.

Tetapi minggu pagi kali ini, aku memilih bangun dari tempat tidurku. Entah mau melakukan apa, yang penting aku harus bangun dulu. Bangun dari tempat nyamanku.

Badanku bangun, kakiku melangkah dan Tanganku bergerak untuk mengambil sebuah buku lama. Novel sih, cerita detektif karya Agatha Christie.
Saat kubuka lagi isi cerita dari karya-karya Agatha Christie, ada rasa yang berbeda dibandingkan saat pertama kali membacanya.
Rasanya lebih cepat dan mudah memahaminya, apakah ceritanya semakin membosankan ? Tentu tidak.

Dulu, aku sulit membayangkan bagaimana setting dari cerita yang ditulis Christie. Cerita tentang tahun 20' dan 30'an di Inggris, pakaian, pesta, jamuan makan, budaya orang-orangnya, psikologis, raut muka.
dulu, meskipun masih bisa dibayangkan, hal hal tersebut terasa sulit.
Ada sesuatu yang miss ketika pertama kali membacanya.

Rasanya seperti menonton filem yang sama untuk kedua kalinya. Rasanya ada yang berbeda. Bukan karena ditonton lagi terus rasanya beda. Bukan itu, tetapi lebih pada sebuah persepsi kita ketika menonton filem itu lagi.
Persepsi yang berbeda dibandingkan ketika pertama kali menonton.

Sama seperti minggu pagi saat ini. Rasanya memang seperti minggu-minggu yang telah lalu. Tetapi aku memilih untuk menikmatinya dengan cara yang berbeda.